Thailand Pasang Sound Horeg di Perbatasan, Kamboja Ngadu ke PBB

9 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Kamboja menyebut Thailand menggunakan sound dengan nada tinggi atau kerap disebut sound horeg di perbatasan untuk memicu perang psikologis.

Surat tersebut disampaikan eks Perdana Menteri sekaligus senat presiden Kamboja Hun Sen ke Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada 11 Oktober.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat tersebut, Komnas HAM Kamboja menyatakan suara dari sound horeg berupa nada yang dibuat-buat seperti hantu, ratapan anak-anak, lolongan anjing, rantai berderak, dan helikopter yang menderu. Suara-suara itu diputar melalui pengeras suara pada malam hari sejak 10 Oktober.

"Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang melibatkan penggunaan suara-suara yang mengganggu sebagai bentuk intimidasi dan gangguan psikologis,"demikian dalam surat tersebut dikutip The Independent, Kamis (16/10).

"Suara-suara ini, yang digambarkan sebagai suara keras dan bernada tinggi yang berlangsung lama, telah mengganggu tidur, memicu kecemasan, dan menyebabkan ketidaknyamanan fisik di antara penduduk, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, orang sakit, dan penyandang disabilitas," lanjut mereka.

Komisi Hak Anak Kamboja juga menyatakan kampanye kebisingan dari Thailand berdampak buruk ke kesehatan mental anak dan memicu trauma serta kecemasan.

Direktur Eksekutif Komnas Hak Anak, Yan Lay, mengatakan bisingan terutama suara yang dianggap menakutkan dan tak aman bisa mengganggu tidur mereka. Suara yang keras dan menakutkan kerap membuat anak-anak mimpi buruk dan mengalami serangan panik di malam hari.

Gangguan tersebut juga berdampak ke pendidikan anak. Banyak anak-anak takut pergi ke sekolah di pagi atau sore hari.

"Mereka takut, mereka tak bisa fokus di sekolah," kata Yan Lay.

Hubungan Kamboja dan Thailand tengah meradang usai kedua negara ini terlibat perang di perbatasan selama empat hari pada Juli lalu.

Ketika itu, kedua negara saling tuding melakukan provokasi dan menyerang terlebih dahulu. Imbas perang tersebut, sejumlah orang tewas dan ribuan orang terpaksa mengungsi.

Thailand dan Kamboja sepakat gencatan senjata yang dimediasi Malaysia dengan bantuan China dan Amerika Serikat. Namun, lagi-lagi kedua negara saling tuding masing-masing melanggar kesepakatan gencatan.

(isa/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International