CNN Indonesia
Jumat, 25 Apr 2025 11:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Dugaan aksi premanisme oleh organisasi masa atau ormas dalam proses investasi di Tanah Air ternyata tidak hanya dialami BYD. Merek otomotif lain, yaitu Vinfast juga sempat mengalami hal serupa.
Kabar itu dikatakan Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyikapi dugaan premanisme yang dialami BYD dalam pembangunan pabrik di wilayah Subang, Jawa Barat.
"Saya juga pernah mendapat laporan seperti Vinfast ada gangguan tapi kami sudah bantu untuk dikoordinasikan ke wilayah setempat," kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (22/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vinfast diketahui telah memulai pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat, dengan dana tahap awal sebesar US$200 juta atau Rp3,2 triliun sejak 2024.
Pabrik Vinfast itu berdiri di atas lahan lebih dari 100 hektar. Kapasitas pabrik VinFast mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang.
VinFast menjadwalkan pabrik mulai beroperasi pada kuartal IV 2025 untuk memproduksi mobil listrik setir kanan.
Lebih lanjut, mantan Panglima TNI itu tak mengurai gangguan serta nama ormas yang terlibat. Ia hanya meminta meminta semua elemen masyarakat menjaga situasi agar tetap kondusif sehingga iklim investasi di Tanah Air tetap terjaga.
Bagi dia pihak-pihak yang hendak berinvestasi dan membuka lapangan pekerjaan sudah semestinya didukung. Ia pun tak ingin kejadian serupa terulang.
"Jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah satu sisi ironis. Kita perlu peluang untuk kerja, ada orang datang berikan peluang malah diganggu orang lain," tutur Moeldoko.
(ryh/aby/mik)