Siasat Culas Israel Caplok Tepi Barat dengan Pemukim Ilegal Yahudi

8 hours ago 3

CNN Indonesia

Minggu, 07 Des 2025 05:20 WIB

Knesset Israel menyetujui tahap awal rancangan undang-undang (RUU) yang akan menerapkan kedaulatan Israel atas wilayah Tepi Barat yang diduduki. Para pemukim ilegarl Yahudi di Tepi Barat. (Emmanuel DUNAND / AFP)

Jakarta, CNN Indonesia --

Keinginan Israel untuk mencaplok seluruh wilayah di Palestina tak pernah surut.

Terbaru, lewat parlemen, negara zionis ini menyetujui tahap awal rancangan undang-undang (RUU) yang akan menerapkan kedaulatan Israel atas wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Bila lolos, maka langkah ini dianggap setara dengan aneksasi wilayah Palestina dan memicu kecaman luas dari komunitas internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir Al Jazeera, 23 Oktober, RUU tersebut disetujui dengan suara tipis 25-24 di Knesset, parlemen Israel yang beranggotakan 120 orang. Jika disahkan dalam empat tahap pembacaan, kebijakan ini akan mengakhiri prospek solusi dua negara sebagaimana diamanatkan oleh resolusi PBB. Namun sejumlah negara barat bereaksi atas perilaku agresor Israel ini.

Presiden Prancis Emmanuel Macron misalnya, memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setiap rencana dan usaha Israel mencaplok Tepi Barat Palestina akan memicu reaksi dari Eropa.

Pernyataan itu disampaikan saat Presiden Palestina, Mahmud Abbas, berkunjung ke Paris pada Selasa (11/11), satu bulan setelah gencatan senjata rapuh antara Hamas dan Israel.

Macron bahkan menilai setiap upaya Israel menganeksasi Tepi Barat merupakan tindakan keluar batas yang akan memicu konsekuensi nyata. Ia memperingatkan agar Israel tidak melanjutkan rencana aneksasi di Tepi Barat, menyusul meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut.

"Rencana aneksasi, baik sebagian maupun seluruhnya secara hukum maupun de facto merupakan garis merah yang akan kami tanggapi dengan tegas bersama para mitra Eropa kami," ujar Macron dalam konferensi pers bersama Abbas.

Tepi Barat dipenuhi pemukim ilegal

Sejak lama pemerintah Israel membiarkan para penghuni Yahudi illegal datang dan menetap di sana.

Al Jazeera menuliskan, sejak Israel melancarkan kampanye pengeboman brutal di Gaza pada 7 Oktober menyusul serangan mematikan Hamas, serangan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari rata-rata tiga menjadi delapan insiden sehari, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Lonjakan serangan pemukim telah memaksa ratusan warga Palestina meninggalkan rumah mereka dalam tiga minggu terakhir di tengah pemboman Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 9.500 orang.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Korea International