CNN Indonesia
Sabtu, 01 Nov 2025 14:40 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno berencana menjadikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai pusat kegiatan sinema dan industri film Jakarta pada 2027. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno berencana menjadikan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai pusat kegiatan sinema dan industri film Jakarta pada 2027.
Langkah ini merupakan bagian dari visi besar "Jakarta Kota Sinema" yang bertujuan memperkuat posisi ibu kota sebagai kota global berbasis ekonomi kreatif.
Rano menilai Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi episentrum perfilman nasional, namun selama ini belum memiliki pusat koordinasi dan infrastruktur yang terintegrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Taman Ismail Marzuki akan kita jadikan head of the movie, pusat sinema Jakarta. Ini yang sedang kami siapkan. Target saya, tahun 2027 Film Commission Jakarta sudah bukan sekadar konsep, tapi sudah berjalan," ujar Rano saat menjadi pembicara dalam acara IdeaTalks di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (1/11).
Menurut Rano, keberadaan Jakarta Film Commission akan menjadi kunci dalam mewujudkan rencana tersebut. Lembaga ini nantinya akan menangani seluruh proses perizinan syuting, koordinasi lokasi, hingga promosi film di tingkat internasional.
"Dulu syuting Si Doel di Kota Tua saja ribetnya luar biasa, izin ke polisi, Satpol PP. Film commission ini nanti satu pintu, supaya kreator bisa fokus berkarya," ungkapnya.
Rano menilai penguatan sektor film dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif dan membantu meningkatkan posisi Jakarta dalam Global City Index. Saat ini, Jakarta berada di peringkat 71 dunia dan ditargetkan dapat menembus 50 besar dalam lima tahun mendatang.
"Film bukan cuma tontonan, tapi cara kota bercerita tentang dirinya. Melalui film, Jakarta bisa memperkenalkan budaya, keberagaman, dan semangat warganya ke dunia," katanya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menjajaki kolaborasi dengan berbagai kota dunia seperti Busan, Tokyo, dan Amsterdam untuk memperkuat jaringan film internasional.
"Kalau di dunia, Busan butuh 20 tahun untuk membangun film commission, Tokyo 15 tahun. Jakarta harus mulai sekarang," tegas Rano.
Baca selengkapnya di sini.
(isn/isn)


















































