Putri Kim Jong Un Curi Perhatian di Peringatan Kemenangan Rusia

7 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Kehadiran Kim Ju Ae, putri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, di peringatan Hari Kemenangan Rusia yang digelar Kedutaan Besar (Kedubes) Kremlin di Pyongyang sukses mencuri perhatian publik.

Pasalnya, itu merupakan kali pertama Ju Ae dibawa ke acara resmi diplomatik. Penampilannya pun makin menguatkan spekulasi bahwa ia memang sedang dipersiapkan menjadi penerus ayahnya.

Radio Free Asia (RFA) melaporkan, pada Jumat (9/5) pekan lalu, Kim Jong Un mengunjungi Kedubes Rusia di Pyongyang bersama dengan putrinya, Ju Ae. Mereka datang untuk memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan kunjungan kedutaan keduanya dan untuk pertama kalinya memanggil Ju Ae dengan istilah "putri paling dicintai" Kim Jong Un. Biasanya, media pemerintah Korut menggambarkan Ju Ae dengan istilah "anak yang dihormati" atau "anak tercinta."

Video yang disiarkan Korean Central Television menampilkan Ju Ae duduk di barisan depan di sebelah Duta Besar Rusia Alexander Matsegora saat ayahnya berpidato. Ju Ae dan Matsegora tampak akrab karena Matsegora terlihat mencium kecil pipi Ju Ae kala berpisah.

Menurut peneliti senior di Korea Institute for National Unification, Cho Han Bum, kunjungan Ju Ae di kedutaan menandai penampilan pertamanya di panggung internasional.

"Kunjungan ke Kedutaan Besar Rusia ini secara efektif menandai debut Kim Ju Ae di panggung internasional," kata Cho kepada RFA.

"Hal ini meresmikan fakta bahwa ia sedang menjalani pelatihan suksesi, baik di dalam negeri maupun luar negeri," lanjut Cho.

Meski begitu, Cho menggarisbawahi bahwa hingga kini belum ada penunjukan resmi dari Kim mengenai sosok calon penerusnya. Kim Jong Un sendiri, kata dia, menerima gelar resmi pertamanya di medio 20 tahun.

Kim Ju Ae sejauh ini diyakini masih berusia sekitar 12 atau 13 tahun.

Sama seperti Cho, beberapa pengamat juga menilai bahwa dibawanya Kim Ju Ae ke Kedubes Rusia menandakan keinginan Korut untuk mengamankan dukungan Moskow atas suksesinya di masa depan.

"Dia sekarang telah diperkenalkan secara terbuka kepada komunitas diplomatik internasional," kata Cho.

"Meskipun hal ini memperkuat kesan bahwa ia tengah dipersiapkan sebagai penerus, saya tidak merasa Korea Utara berada dalam posisi yang membutuhkan dukungan dari luar untuk memperkuat ini," lanjutnya.

Sementara itu, menurut pembelot Korut sekaligus kepala Institut Dunia untuk Studi Korea Utara, Ahn Chan Il, penunjukan Kim Ju Ae sebagai penerus Kim Jong Un tampaknya masih dipertanyakan. Sebab, Korea Utara merupakan salah satu negara patriarki.

"Ada keraguan karena budaya Korea Utara yang didominasi laki-laki. Tapi pada akhirnya, Korea Utara adalah masyarakat yang bergerak sesuai dengan kehendak Kim Jong Un. Bahkan jika dia tidak mendapat konsensus publik, dia dapat menegakkan keputusannya," ucap Ahn.

Ahn menyatakan kehadiran Ju Ae di kedutaan sendiri bisa menandakan bahwa ia akan dibawa Kim Jong Un dalam perjalanan luar negeri seperti ke Rusia.

"Jika Kim Jong Un memutuskan dia akan bergabung dengannya, dia akan melakukannya," kata Ahn.

"Kunjungan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Korut sedang mempercepat proses pembentukan struktur suksesi," imbuhnya.

Kunjungan Kim Jong Un ke Kedubes Rusia sendiri merupakan yang pertama sejak mengambil alih kuasa pada 2012. Kim memang tidak datang langsung ke Rusia untuk merayakan momen bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia memperingati hari besar sekutunya itu dengan mendatangi langsung Kedubes Rusia di Pyongyang.

Hubungan Korut dan Rusia sedang amat baik. Selama setahun terakhir, Pyongyang mengirim senjata dan ribuan tentara ke Kremlin untuk mendukung perangnya melawan Ukraina.

Rusia dan Putin untuk pertama kalinya juga mengakui keterlibatan masing-masing di perang Rusia vs Ukraina.

(blq/dna)

Read Entire Article
Korea International