Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Donald Trump pede kesepakatan untuk membeli TikTok dari induknya, ByteDance, bakal tetap berjalan mulus, meski saat ini Amerika Serikat tengah menjalani perang dagang melawan China.
Menurut Trump pihaknya masih berupaya menawarkan kesepakatan agar ByteDance menjual aset-asetnya ke AS.
"Kami memiliki kesepakatan dengan beberapa orang yang sangat baik, beberapa perusahaan yang sangat kaya yang akan melakukan pekerjaan yang baik dengan itu, tetapi kami harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi dengan China," kata Trump, Rabu (94), melansir Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Penawaran] Sudah ada di atas meja, sangat banyak," imbuhnya.
Trump sebelumnya, pada Jumat (4/4), kembali memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance untuk menjual TikTok ke perusahaan AS. Trump mengumumkan akan kembali menunda pemblokiran TikTok selama 75 hari.
Pengumuman itu disampaikan hanya satu hari sebelum pemblokiran TikTok di AS resmi diberlakukan. Dengan perpanjangan penundaan itu, artinya kesepakatan harus tercapai pada 19 Juni, ketika larangan tersebut akan berlaku.
Beberapa sumber yang mengetahui tentang ini mengatakan, kesepakatan akan memisahkan operasi TikTok di AS menjadi sebuah perusahaan baru yang berbasis di AS serta mayoritas dimiliki dan dioperasikan oleh investor AS. Rencana tersebut mencakup pemisahan entitas AS untuk TikTok dan mengurangi kepemilikan China.
Keputusan Trump untuk memperpanjang penundaan pemblokiran TikTok ini pun dikritik sejumlah pihak.
Senator Demokrat Mark Warner dan Ed Markey mengatakan bahwa Trump tidak berwenang untuk memperpanjang tenggat waktu. Warner juga mengatakan kemungkinan kesepakatan yang sedang dipertimbangkan tidak akan memenuhi persyaratan hukum.
Sementara itu, Markey berusaha meloloskan legislasi untuk memperpanjang tenggat waktu hingga Oktober, namun gagal.
Ketua Komite Intelijen Senat Tom Cotton mengungkap ada banyak investor Amerika yang berniat membeli TikTok, tetapi memperingatkan mereka harus memutuskan semua hubungan dengan China.
"Para pembeli potensial ini mungkin meminta Kongres untuk mengganti rugi mereka karena melanggar hukum atau mengimunisasi mereka atas kejahatan TikTok di masa lalu yang telah merugikan dan melukai rakyat Amerika," kata Cotton.
"Kepada setiap orang Amerika yang ingin berinvestasi dalam kesepakatan TikTok yang setengah-setengah, Kongres tidak akan pernah melindungi Anda untuk berbisnis dengan Komunis China," sambungnya.
TikTok sampai saat ini belum memberikan komentar terkait hal ini.
Namun begitu, yang menjadi batu sandungan untuk kesepakatan bisnis TikTok di AS adalah persetujuan pemerintah China.
Salah satu sumber yang dekat dengan investor ByteDance di AS mengatakan bahwa kesepakatan prospektif terus berlanjut menjelang tenggat waktu 19 Juni, tetapi Gedung Putih dan Beijing harus menyelesaikan masalah perang dagang terlebih dahulu.
(dmi/dir)