Jakarta, CNN Indonesia --
Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4). Pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia itu mengembuskan napas terakhirnya pada usia 88 tahun akibat pneumonia ganda.
Kematian Paus Fransiskus terjadi sehari setelah dirinya tampil di hadapan publik untuk pertama kali sejak menjalani perawatan akibat pneumonia yang menyerangnya.
Pada Minggu (20/4), Paus Fransiskus muncul di Lapangan Santo Petrus, menyapa kerumunan yang bersorak-sorai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Roma dan Vatikan ditutup?
Melansir The Economic Times, usai Paus Fransiskus meninggal dunia, Vatikan dan Roma tidak akan ditutup sepenuhnya untuk wisatawan. Namun, ada beberapa perubahan yang diberlakukan untuk sementara waktu dan perlu perhatian pengunjung.
Roma akan tetap dibuka untuk wisatawan. Aktivitas sehari-hari di seluruh kota--termasuk hotel, restoran, museum, dan layanan transportasi--akan tetap beroperasi dengan sedikit perubahan.
Namun, area di dalam dan sekitar Vatikan diprediksi akan mengalami peningkatan jumlah pengunjung, pengalihan lalu lintas, dan penutupan sementara karena acara resmi.
Vatikan juga akan meningkatkan protokol keamanan selama beberapa waktu ke depan. Akses menuju Basilika Santo Petrus dan Lapangan Santo Petrus akan tetap dijaga, tapi dibatasi. Keduanya sendiri diketahui sebagai dua area publik utama Vatikan.
Kedua area tersebut akan dibatasi atau diatur selama acara-acara penting seperti:
- upacara penghormatan terakhir terhadap jenazah Paus Fransiskus saat disemayamkan di depan umum,
- misa pemakaman yang biasanya diadakan enam hari setelah kematian,
- konklaf atau saat para kardinal berkumpul untuk memilih paus berikutnya.
Pelancong akan menghadapi pemeriksaan yang ketat, antrean yang lebih panjang, dan waiting list di sekitar Vatikan.
Beberapa area akan ditutup
Ilustrasi. Beberapa area akan ditutup di Vatikan. (CNN Indonesia/Ervina Anggraini)
Meski sebagian besar Vatikan tetap beroperasi seperti biasa, namun area tertentu seperti Kapel Sistina kemungkinan akan ditutup untuk umum selama proses konklaf. Kapel ini adalah tempat para kardinal memberikan suara secara rahasia untuk memilih paus berikutnya.
Mengutip The Guardian, para kardinal biasanya akan berkumpul 15-20 hari setelah wafatnya Paus untuk berunding.
Selama musyawarah tersebut, pintu-pintu kapel akan dikunci. Di sana, para kardinal akan bersumpah untuk merahasiakannya dan tidak dapat melakukan kontak dengan dunia luar selama proses pemilihan.
Proses konklaf terlama sejauh ini terjadi pada 1922 silam. Kala itu, proses pemilihan Paus yang baru berlangsung selama lima hari.
Artinya, selama hari-hari tersebut, kapel tidak dapat diakses oleh pengunjung.
Bagian lain Vatikan juga kemungkinan akan ditutup sementara untuk persiapan atau keperluan seremonial, termasuk pengaturan media, delegasi resmi, dan prosesi keagamaan.
(asr/asr)