Pakar Ungkap Penyebab Gempa Megathrust, Indonesia Wajib Waspada

6 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia dikepung zona megathrust yang dapat menimbulkan gempa hingga tsunami dahsyat. Lantas apa penyebab gempa megathrust?

Pakar mewanti-wanti sejumlah zona megathrust yang mengepung wilayah Indonesia ini dapat 'pecah' kapan saja tanpa peringatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megathrust adalah wilayah pertemuan antara lempeng-lempeng tektonik Bumi yang memiliki potensi untuk menghasilkan gempa bumi berkekuatan besar dan tsunami yang dahsyat. Zona-zona ini diperkirakan dapat melepaskan energi secara berulang dalam siklus waktu yang mencapai hingga ratusan tahun.

Amien Widodo, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, mengungkap penyebab megathrust. Menurutnya gempa megathrust dipicu oleh tumbukan lempeng dengan kedalaman antara 0-70 kilometer.

"Terjadinya gempa megathrust karena adanya hambatan antar-bidang lempeng, sedangkan lempeng terus bergerak," kata Amien beberapa waktu lalu, melansir laman ITS.

Indonesia diapit oleh tiga lempeng, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Samudra Hindira. Ketiga lempeng itu akan terus bergerak dan menghujam ke permukaan Bumi sejak jutaan tahun lalu.

Menurut Amien pergerakan lempeng yang terus menerus akan mengakibatkan akumulasi energi yang dapat memicu terjadinya gempa.

Ia menambahkan bahwa pergerakan lempeng tektonik akan terus berlangsung dengan kecepatan tertentu antara 2 hingga 10 cm per tahun. Hal itu dapat mengakibatkan tumbukan Lempeng Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia.

"Tumbukan kedua lempeng itu berpotensi menghasilkan gempa megathrust," jelas Amien.

Bisa pecah kapan saja

Para pakar dari dalam dan luar negeri mengatakan bahwa gempa yang bersumber dari megathrust sampai saat ini belum bisa diprediksi. Artinya, gempa megathrust dapat terjadi kapan saja.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyampaikan ancaman dari dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak mengalami pergeseran atau 'pecah'.

Menurut Daryono ada dua zona megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak pecah, dan tinggal menunggu waktu, yakni Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9).

Kedua zona itu saat ini masuk dalam fase seismic gap, atau zona sumber gempa bumi potensial yang belum mengalami gempa bumi besar dalam kurun waktu puluhan hingga ratusan tahun terakhir.

"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," tutur Daryono tahun lalu.

Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, segmen Megathrust Mentawai-Siberut dan Megathrust Selat Sunda terakhir kali menyebabkan gempa bumi besar ratusan tahun yang lalu.

Megathrust Selat Sunda, yang memiliki panjang 280 km, lebar 200 km, dan tingkat pergeseran (slip rate) sebesar 4 cm per tahun, tercatat pernah mengalami pergeseran signifikan pada tahun 1699 dan 1780 dengan kekuatan magnitudo (M) 8,5.

Sementara itu, Megathrust Mentawai-Siberut yang memiliki panjang 200 km dan lebar 200 km, serta tingkat pergeseran 4 cm per tahun, pernah menghasilkan gempa bumi pada tahun 1797 dengan M 8,7 dan pada tahun 1833 dengan M 8,9.

Tidak hanya dua megathrust tersebut, berdasarkan peta yang sama teridentifikasi 13 megathrust lain yang mengelilingi wilayah Indonesia.

Beberapa di antaranya telah mengalami pemecahan segmen, yang kemudian membentuk segmen-segmen baru, seperti Segmen Mentawai yang terbagi menjadi Segmen Mentawai-Siberut dan Segmen Mentawai-Pagai.

Kemudian, terdapat juga segmen di Pulau Jawa yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Segmen Selat Sunda-Banten, Segmen Jawa Barat, dan Segmen Jawa Tengah-Jawa Timur.

Meskipun para ahli dapat memperkirakan potensi kekuatan gempa buminya, mereka belum dapat memprediksi kapan megathrust tersebut akan 'pecah.'

"Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat, apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut," tulis BMKG dalam keterangannya.

Lebih lanjut, sejumlah studi mengungkapkan bahwa megathrust ini, termasuk yang berada di dekat Pulau Jawa, berpotensi memicu tsunami dengan ketinggian mencapai puluhan meter.

 Fakta-fakta Megathrust, Teror dari Lautan RIFakta-fakta Megathrust, Teror dari Lautan RI (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

(dmi/dmi)

Read Entire Article
Korea International