Jakarta, CNN Indonesia --
Bibit Siklon Tropis 93S tengah aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebabkan dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat di Jawa Timur, Bali dan NTB.
Bibit Siklon Tropis 93S sendiri mulai terbentuk pada 11 Desember pada 07.00 WIB di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan pusat sirkulasi bibit siklon tropis ini akan berada di sekitar 11.9°LS 116.7°BT dan masih berada di dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta pada Jumat (12/12) pukul 19.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem yaitu 15 knot atau sekitar 28 km/jam dan tekanan minimum sekitar 1010 hPa.
"Berdasarkan pengamatan citra satelit 6 jam terakhir menunjukkan adanya sedikit peningkatan aktivitas konvektif yang belum cukup signifikan di sekitar sistem," tulis BMKG dalam analisisnya, Jumat (12/12).
"Berdasarkan analisis angin per lapisan, pada lapisan permukaan hingga 700 hPa sirkulasi terlihat masih melebar ke selatan. Pada lapisan 500 hPa ke atas belum terlihat sirkulasi," tambahnya.
BMKG menjelaskan bibit siklon tropis ini juga didukung oleh aktifnya gelombang Equatorial Rossby dan gelombang low frequency di sekitar sistem, suhu permukaan laut yang cukup hangat (28 - 29 derajat Celcius), wind shear yang rendah (5-10 knot), divergensi pada lapisan atas cukup serta vortisitas yang berada dalam kategori sedang di lapisan bawah hingga menengah.
Ada juga kondisi yang kurang mendukung pertumbuhan bibit siklon tersebut, yakni kelembaban udara di sekitar sistem yang cukup kering, konvergensi yang masih lemah serta belum adanya inflow angin yang kuat menuju sistem.
BMKG memprediksi dalam 24 jam ke depan intensitas Bibit Siklon Tropis 93S masih akan persisten dengan belum adanya peningkatan angin maksimum di sekitar sistem.
Kemudian, dalam 48-72 jam ke depan, intensitas sistem diprakirakan akan meningkat secara perlahan dengan pergerakan cenderung stasioner.
"Potensi Bibit Siklon Tropis 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan dalam kategori peluang rendah," tutur BMKG.
Meski demikian, bibit siklon tropis tetap memberikan dampak tidak langsung berupa cuaca ekstrem hingga 72 jam ke depan.
Wilayah berpotensi terdampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di antaranya Jawa Timur, Bali, dan NTB.
Kemudian, wilayah yang berpotensi mengalami gelombang sedang 1,25 hingga 2,5 meter di antaranya di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, Perairan selatan Jawa Timur hingga NTT, dan Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan.
(lom/mik)


















































