Melihat Dampak Investasi KEK Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Investasi mengalir deras ke kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia.

Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian realisasi investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia tembus Rp294,4 triliun terhitung dari 2021 hingga Juni 2025.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan nilai tersebut berasal dari 25 KEK yang telah berjalan. Rinciannya, 7 KEK di Pulau Jawa dan 18 KEK di luar Pulau Jawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Investasi ini memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Pasalnya, investasi berhasil menciptakan lapangan kerja bagi 187 ribu orang.

"KEK diukur dari sisi realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja dan dorong industri. Sebesar Rp294 triliun di 25 KEK realisasi investasi. Paling besar di sektor manufaktur," ujar Susiwijono dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (9/9).

Selain mendatangkan investasi dan menciptakan lapangan kerja, keberadaan KEK juga memperkuat daya saing ekspor RI.

Data Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, beberapa KEK seperti Sei Mangkei, Palu, Bitung, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Kendal, dan Gresik turut memperkuat daya saing ekspor dengan kontribusi sebesar Rp20,33 triliun hingga pertengahan 2025.

Sejumlah KEK di Indonesia berhasil membuka tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah.

Di Kendal misalnya. KEK berhasil menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan menghadirkan pabrik anoda baterai dengan kapasitas 80 ribu ton per tahun, setara untuk mendukung 1,5 juta mobil listrik (EV). Produk strategis ini akan diekspor ke Amerika, memperkokoh posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

Di Sei Mangkei, KEK memperkuat perannya dengan investasi sebesar Rp6,5 triliun oleh PT Unilever Oleochemical Indonesia. Pada 2024, ekspor dari kawasan ini mencapai Rp2,7 triliun, dan diperkuat dengan ekspansi proyek KernelMax yang akan menyerap tambahan investasi US$20 juta.

Di Malang, KEK Singhasari hadir memperkuat sektor pendidikan. KEK Singasari telah memulai perkuliahan di kampus King's College London (KCL) dengan target 5 program studi dan 750 mahasiswa hingga 2030.

Tak hanya itu, Queen Mary University of London (QMUL) akan mulai beroperasi pada September 2026 dengan target 6.000 mahasiswa, dan melalui kerja sama dengan Russell Group, ditargetkan total 10 ribu mahasiswa akan berkuliah di kawasan ini.

Di bidang ekonomi digital, KEK Nongsa berhasil menarik investasi senilai Rp5,8 triliun dari perusahaan data center global, di antaranya GDS (Tiongkok), Gaw Capital (Hong Kong), Princeton Digital Group (Singapura), dan BWDigital Infra Indonesia (Selandia Baru).

Sektor mineral pun mencatat capaian luar biasa, dengan KEK Galang Batang yang telah mengekspor 2 juta ton Smelter Grade Alumina (SGA) per tahun. Kapasitas ini sedang ditingkatkan menjadi 4 juta ton per tahun, memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen alumina dunia.

Selain itu, kerja sama internasional juga terus berkembang. Melalui skema Two Countries Twin Parks (TCTP) Indonesia-Tiongkok, KEK Industropolis Batang direncanakan akan menyerap investasi sebesar USD3,6 miliar atau setara Rp59,3 triliun.

Capaian-capaian ini menegaskan bahwa KEK tidak hanya menjadi pusat investasi dan hilirisasi, tetapi juga instrumen strategis Indonesia untuk memperkuat daya saing global dan membawa dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Besarnya manfaat ekonomi itu sendiri sejatinya sudah disadari Presiden Prabowo. Usai peresmian KEK Industropolis Batang pada 20 Maret lalu, Prabowo karena itu ingin KEK terus kembangkan. 

Ia ingin 38 provinsi bisa memiliki KEK.

"Kita akan mungkin idealnya satu KEK di tiap provinsi. Jadi ujungnya kita harus punya 38 KEK itu yang kita ingin ke arah sana," katanya usai peresmian KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3).

Sebagai informasi, KEK merupakan area dengan batas-batas tertentu dalam suatu wilayah atau daerah yang dibentuk oleh pemerintah untuk melaksanakan fungsi ekonomi tertentu.

Untuk menjalankan fungsi itu, daerah dan investor yang menanamkan investasi di situ akan memperoleh fasilitas tertentu.

KEK menawarkan keuntungan dengan pemberian fasilitas dan kemudahan ultimate bagi para investor yaitu fasilitas fiskal dan non fiskal.

Badan usaha atau pelaku usaha yang melakukan kegiatan pada bidang usaha di KEK diberikan fasilitas dan kemudahan berupa: perpajakan, kepabeanan, dan cukai; lalu lintas barang; ketenagakerjaan; keimigrasian; pertanahan dan tata ruang; perizinan berusaha; dan/atau
fasilitas dan kemudahan lain.

Lantas benarkah KEK sudah memberikan dampak positif ke ekonomi?

Peneliti Next Policy Shofie Azzahrah mengatakan KEK dibentuk pemerintah sejak 2009 sebagai instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan antarwilayah. KEK dibuat untuk melakukan pemerataan ekonomi di luar Jawa, dan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing.

KEK, sambungnya, dirancang untuk menjadi pusat kegiatan industri, ekspor, impor, dan aktivitas bernilai tambah tinggi dengan tujuan meningkatkan investasi, memperkuat ekspor, menciptakan lapangan kerja, serta mengurangi kesenjangan pembangunan.

Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah memberikan fasilitas fiskal seperti tax holiday, pembebasan PPh dividen, serta kemudahan bea masuk dan cukai. Selain itu, terdapat insentif non-fiskal berupa penyederhanaan perizinan, pelayanan terpadu, kemudahan hak atas tanah, hingga fasilitas ketenagakerjaan dan imigrasi.

"Dengan adanya fasilitas-fasilitas ini, harapannya KEK dapat berdampak untuk meningkatkan investasi di daerah strategis, penguatan basis ekspor, serta terbentuknya pusat pertumbuhan ekonomi baru yang memberi multiplier effect pada masyarakat sekitar," katanya.

Namun, Shofie mengatakan pengembangan KEK tidak terlepas dari kendala, seperti iklim usaha yang belum ramah, prosedur birokrasi yang rumit, keterbatasan infrastruktur transportasi, hingga biaya logistik yang tinggi. Oleh karena itu, keberhasilan KEK sangat bergantung pada konsistensi kebijakan, perbaikan infrastruktur, dan kepastian regulasi agar mampu bersaing dengan kawasan serupa di tingkat global.

Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny Sasmita mengatakan KEK adalah bagian dari strategi ekonomi untuk mendatangkan investasi. Tujuannya adalah untuk mendamaikan antara rigiditas ekonomi politik, terutama secara institusional di sebuah negara atau daerah dengan aspirasi investor dan dunia usaha yang cenderung menginginkan segala hal lebih fleksibel.

Di Indonesia, sambungnya, praktiknya memang sebagian kawasan berhasil, tapi tak sedikit juga yang kurang berhasil.

Misal kawasan khusus hilirisasi nikel di Morowali, dari sisi investasi terbilang sangat berhasil, terlepas dari implikasi sosial dan politiknya. KEK di Batang, menurutnya, juga berpotensi membesar dan berhasil.

"Jadi dalam beberapa kasus, KEK cukup membantu di dalam mendatangkan investasi ke daerah, menyerap cukup banyak tenaga kerja, dan cukup membantu di dalam akselerasi transfer teknologi," katanya.

Ronny mengatakan banyak faktor penyebab KEK berhasil Biasanya KEK yang sudah didukung dengan ekosistem yang lengkap, lalu memiliki nilai strategis, apalagi menjadi prioritas nasional di sisi lain, punya peluang berhasil, alias didatangi banyak investor. Seperti komoditas nikel memang memiliki nilai strategis, sehingga investor asing memang banyak yang ingin menggarapnya.

"Jadi jika KEK berhasil, dampaknya kepada ekonomi cukup signifikan. Pertama, mendatangkan investasi, terutama asing. Kedua, membuka banyak lapangan pekerjaan. Dan ketiga, bisa menjadi kawasan di mana transfer teknologi terjadi, teknologi yang dibawa oleh korporasi asing," katanya.

(fby/agt)

Read Entire Article
Korea International