LG Mundur dari Investasi Baterai EV, Pengembangan Mobil Listrik Lanjut

8 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak memiliki kekhawatiran setelah perusahaan asal Korea Selatan, LG, mundur dalam konsorsium proyek investasi pembuatan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Pemerintah menjamin investasi tetap berjalan serta sesuai target yang ditetapkan melalui mitra anyar asal China yaitu Huayou.

Huayou merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ion energi serta material kobalt. Perusahaan ini berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang, China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menilai mundurnya sebuah perusahaan dalam sebuah konsorsium merupakan hal lumrah.

"Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi," kata Agus dalam keterangan tertulisnya dikutip Kamis (24/4).

Agus mengurai saat ini ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo dengan kapasitas produksi 10 ribu pcs baterai per tahun dan nilai investasinya Rp18 miliar. Kemudian PT Energi Selalu Baru dengan kapasitas produksi 12 ribu pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp15 miliar.

Sementara itu, ada dua industri baterai sel bakal mobil listrik, yaitu PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG. Mereka memiliki kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dengan total nilai investasi mencapai US$1,1 miliar dolar.

Industri sel baterai ini akan memasok 150 ribu hingga 170 ribu unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack dengan kapasitas produksi mencapai 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi Rp674 milliar.

Kemudian ada lagi PT International Chemical Industry dengan kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara 9 juta sel), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 juta sel).

Selain PT Hyundai Energy Indonesia, terdapat 1 produsen baterai pack lain, yaitu PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang memiliki total nilai investasi lebih dari US$8,7 juta dengan kapasitas produksi sebesar 17.952 unit per tahun.

Agus melanjutkan ekosistem kendaraan listrik nasional harus segera terbentuk, sebab populasi kendaraan jenis tersebut telah meningkat pesat. Pada 2024, populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai 207 ribu unit atau meningkat 78 persen dibanding 2023 yang berjumlah 116 ribu unit.

Tingginya populasi senada dengan tumbuhnya jumlah produsen kendaraan listrik Tanah Air.

Hingga saat ini, sudah ada 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi sebesar Rp1,13 triliun di Indonesia.

Kemudian ada sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 70.060 unit per tahun dan investasinya Rp4,12 triliun.

Ada pula 7 perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 3.100 unit per tahun dan total investasi Rp0,38 triliun.

"Jadi, keseluruhan investasi tersebut sebesar Rp5,63 triliun. Investasi ini yang perlu kita jaga, karena membawa multiplier effect bagi perekonomian kita, termasuk pada peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia," ungkap Agus.

Agus menambahkan pemerintah menargetkan industri otomotif di dalam negeri dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga, serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik pada 2030.

Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi untuk pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

[Gambas:Video CNN]

(ryh/mik)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International