Lebih dari 100 Penerima Bansos Terlibat Pendanaan Terorisme

6 hours ago 3

CNN Indonesia

Jumat, 11 Jul 2025 06:30 WIB

PPATK mengungkap ratusan keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) terlibat dalam pendanaan terorisme. PPATK mengungkap ratusan keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) terlibat dalam pendanaan terorisme. ( ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga).

Jakarta, CNN Indonesia --

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap ratusan keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan sosial (Bansos) terlibat dalam pendanaan terorisme.

Hal itu disampaikan Ketua PPATK Ivan Yustiavandana di Gedung DPR, Kamis (10/7).

"Lebih dari 100 orang itu NIK-nya teridentifikasi terlibat mengenai kegiatan pendanaan terorisme," kata Ivan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pendanaan terorisme, Ivan membenarkan data Kementerian Sosial (Kemensos) yang menyebut 571 ribu penerima bansos terlibat judi online (judol).

Selain kedua perbuatan tersebut, ada pula yang terlibat tindak pidana korupsi meski tak disebutkan jumlahnya.

Ivan mengaku telah mencocokkan data penerima bansos dari Kemensos dengan data rekening yang terlibat judol, terorisme, maupun korupsi. Khusus, judol, angka transaksinya menurut dia hampir mencapai Rp1 triliun.

Namun, dia tak mengungkap jumlah transaksi terkait terorisme dan tindak pidana terorisme.

"NIK Bansos yang kita terima dari Pak Mensos, kita cocokin dengan NIK apa, terkait dengan judol gitu, itu aja. Judol, korupsi sama pembiayaan terorisme," katanya.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul sebelumnya mengatakan pihaknya telah mencocokkan 28,4 juta NIK penerima bansos dengan data 9,7 juta orang pemain judol milik PPATK.

Saifullah menyebut angka tersebut setara 2 persen dari seluruh penerima bansos pada 2024, itu pun baru data dari satu bank BUMN.

"Ditengarai oleh PPATK sebagai pemain judol ada 571.410 KPM (keluarga penerima manfaat (KPM) yang NIK-nya sama," kata Saifullah pada rapat koordinasi nasional Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) di Jakarta, Selasa (8/7).

Para penerima bansos itu diduga terlibat dalam 7,5 juta transaksi terkait judol. Adapun total nilai transaksi judol di kalangan penerima bansos menembus Rp957 miliar.

[Gambas:Video CNN]

(thr/agt)

Read Entire Article
Korea International