Jakarta, CNN Indonesia --
Kreator Bidaah mengakui bahwa serial tersebut terinspirasi dari kisah nyata. Hal itu juga yang mendorong penulis dan juga aktris Malaysia, Erma Fatima, mengonsep serial Bidaah.
Erma atau Eirma Fatima merupakan aktris, sutradara, penulis naskah, dan produser asal Malaysia yang sudah berkarier sejak 1987. Ia juga sempat dua kali memenangkan piala Pemeran Perempuan Terbaik Festival Film Malaysia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erma mengatakan bahwa dirinya terinspirasi menulis Bidaah dari banyaknya kasus sekte sesat yang ada di masyarakat, sekaligus berbagai kasus pelecehan yang ditemukan dalam komunitas keagamaan.
"Cerita ini terinspirasi dari kasus-kasus nyata yang pernah saya baca di berita," kata Erma kala jumpa media di Kuala Lumpur seperti diberitakan The Star pada Maret 2025.
"Ini berfungsi sebagai kritik terhadap mereka yang menjadikan agama sebagai senjata untuk keuntungan pribadi," kata perempuan 56 tahun tersebut.
Menurut Erma, serial Bidaah yang viral di Malaysia dan Indonesia tidak dimaksudkan untuk menjadi kontroversial melainkan refleksi dari kenyataan yang terjadi.
Bidaah mengisahkan tentang sebuah sekte sesat. (dok. Rumah Karya Citra/Viu via YouTube)
Meskipun, dalam perjalanannya, serial yang rilis sejak awal Maret 2025 ini menuai banyak komentar pedas dari netizen hingga dicekal oleh sejumlah kelompok keagamaan, baik di Malaysia maupun di Indonesia.
"Sebagai penulis skenario, penting untuk menggambarkan isu-isu kehidupan nyata. Drama ini mengingatkan penonton bahwa mencari ilmu (tentang iman) tidak berarti harus melakukan praktik-praktik yang meragukan," paparnya.
Salah satu bahan perbincangan netizen akan Bidaah adalah adegan persetubuhan yang dikisahkan terjadi oleh Walid sebagai sosok pemimpin sekte dengan istri atau pun anggota jemaahnya.
Banyak pendapat seliweran menilai kisah dan adegan tersebut melecehkan ulama dan agama Islam. Namun bagi Erna, seperti yang diberitakan Mstar pada Maret 2025, kejadian pelecehan karena ketimpangan kuasa tersebut terjadi di masyarakat.
"Berapa banyak kasus pasien dilecehkan oleh dukunnya? Berapa banyak guru agama justru melakukan pencabulan ke muridnya?" kata Erma.
Lanjut ke sebelah...