Jakarta, CNN Indonesia --
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 akan menghadirkan sejumlah hal baru dalam pagelaran festival film ke-20 tersebut pada akhir November 2025.
Sejumlah hal baru tersebut mulai dari semangat yang makin muda di usia festival yang makin matang, hingga perluasan fungsi acara menjadi tempat pertemuan dan diskusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"20 tahun JAFF untuk saya menarik, karena karakter JAFF sangat muda Gen Z, sedangkan sudah tidak bisa dipungkiri saya makin tua, festivalnya makin muda," kata Ifa Ifansyah selaku Direktur Festival JAFF, dalam jumpa media pada Rabu (5/11).
"Angka yang penting 20, angka ini bukan sekedar statistik tapi juga yang memang konsistensi yang hadir di sistem perfilman ini yang mudah-mudahan bisa hadir ke Jogja karena JAFF bukan hanya untuk ruang menonton film, tapi menikmati sinema, berdiskusi, dan meeting people," katanya.
Semangat makin muda untuk merangkul Generasi Z tersebut ditampilkan lewat sejumlah karya, mulai dari kolaborasi seniman yang populer di kalangan anak muda yakni Muklay dan Wulang Sunu, mengenalkan pernak-pernik yang diminati para Gen Z, hingga penggunaan warna kontras seperti merah muda dan hijau.
Penggunaan warna tersebut diakui pihak JAFF bukan hanya sebagai simbol perwakilan semangat generasi muda saat ini, tetapi juga mengingatkan akan catatan sosial politik yang sempat bergejolak di Indonesia pada akhir Agustus 2025.
Selain itu, JAFF 2025 memperluas fungsinya dari sekadar tempat menonton film dengan menyediakan ruang-ruang diskusi di luar topik film.
Salah satunya adalah pembahasan soal ruang aman bagi perempuan di industri film, yang akan diisi oleh aktris sekaligus aktivis Hannah Al-Rashid.
"Hal-hal seperti ini harus didorong oleh filmmaker perempuan, karena banyak sekali beberapa perempuan yang bercerita terkait ruang aman tersebut," kata Hannah. "Dan ternyata memang sangat penting ruang aman ini dibicarakan."
Sementara itu, JAFF 2026 juga memperkuat koneksi Asia dengan mengundang sutradara legendaris Hong Kong, Ann Hui. Hal itu sekaligus kolaborasi dengan Action Film Academy Awards Hong Kong (AA Hong Kong).
"Jadi mudah-mudahan di tahun ini kita bisa bersama merayakan bukan keberhasilan JAFF tetapi konsisten bagaimana jejaring keberhasilan festival ini. Semoga JAFF bisa lebih panjang daripada umur kita semua," kata Ifa dalam penutupnya.
JAFF ke-20 akan dibuka dengan rangkaian acara spesial pada 29 November. Pembukaan yang dilakukan dengan pemutaran film pembuka ini akan dilakukan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Film musikal Opera Jawa karya sutradara Garin Nugroho yang pertama kali dirilis pada JAFF edisi pertama tahun 2006 akan diputar kembali sebagai film pembuka dalam format aslinya: seluloid 35mm.
(gis/end)


















































