Isu Liar Timnas Indonesia Berkembang, Bola Panas di Tangan PSSI

4 hours ago 1

ANALISIS

CNN Indonesia

Kamis, 16 Okt 2025 08:20 WIB

Wacana bergulir, isu berkembang, dan pro kontra kegagalan Timnas Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia 2026 kian menjadi. Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026 terus menjadi polemik. (REUTERS/Stringer)

Jakarta, CNN Indonesia --

Wacana bergulir, isu berkembang, dan pro kontra kegagalan Timnas Indonesia meraih tiket ke Piala Dunia 2026 kian menjadi. Ini bisa merusak harmoni.

PSSI sebaiknya segera mengakhiri situasi ini. Saat kegagalan lolos ke Piala Dunia 2026 tercipta, pelatih dan federasi sudah sepantasnya berbicara secara terbuka ke publik soal langkah selanjutnya.

Yang terjadi sebaliknya. Tim pelatih Timnas Indonesia yang dipimpin Patrick Kluivert malah pulang ke Belanda. Mereka tidak kembali ke Indonesia untuk menunjukkan rasa tanggung jawab, menenangkan suporter Garuda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibanding era-era sebelumnya, situasi seperti ini tak terjadi. Pelatih, mau hasilnya menang atau kalah, selalu kembali ke Indonesia dan bukan pulang ke negara asalnya.

Padahal, saat pulang dari Arab Saudi setelah kalah 0-1 dari Irak, masih dalam kalender FIFA Matchday. Kalender internasional periode Oktober 2025 berakhir pada 14 Oktober.

Yang terjadi, Manajer Timnas Indonesia Sumardji, ditodong media massa untuk bersuara. Akhirnya Sumardji angkat suara begitu ditemui jurnalis di Bandara Soekarno Hatta.

Ketika memberi keterangan pers itu, di belakang Sumardji berdiri sejumlah anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Ini jarang terjadi. Ini bisa ditafsir macam-macam lewat sistem tanda; semiotika.

Dari luar pengurus PSSI, kritik dan saran juga mengalir. Dari anggota DPR RI hingga perwakilan Istana Negara, membuat pernyataan yang arahnya harus ada evaluasi dari PSSI.

Pengamat dan pelaku sepak bola juga mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang katanya 'Info A1'. Sebuah pernyataan yang bisa merusak harmonisasi tim. Sampai-sampai Jay Idzes membuat pernyataan untuk menenangkan situasi. 

Pertarungan wacana semacam ini, jika ditarik ke belakang, mirip seperti isi pergolakan setelah Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2024. Perdebatan dan saling hujat mengemuka.

Muaranya, tersiar kabar bahwa PSSI memecat Shin Tae Yong pada 5 Januari. Sehari setelahnya PSSI menggelar jumpa pers. Dalam konferensi itu diumumkan secara resmi Shin dipecat PSSI.

Pro dan kontra jelas saja tak mereda, sebaliknya makin menjadi. Namun, PSSI seperti sudah siap dengan situasi ini. Mereka safari dari media ke media memberi penjelasan.

Kini, PSSI lebih pasif. Menahan diri. Karenanya pula narasi liar melebar ke mana-mana. Kisah-kisah yang katanya 'Info A1', yang seharusnya tak keluar, malah dibongkar oleh mereka yang punya kabar.

Situasi ini perlu segera diakhiri. Minimal, Ketua Umum PSSI, yang kini rangkap jabatan sebagai Menpora, Erick Thohir membuat pernyataan resmi dan memanggil Patrick Kluivert kembali ke dalam negeri.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>


Read Entire Article
Korea International