Harga Minyak Turun di Tengah Was-was Perang Dagang dan Permintaan

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Rabu, 30 Apr 2025 12:01 WIB

Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Rabu (30/4). Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Rabu (30/4). Ilustrasi. (iStock/bomboman).

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia kembali melemah pada perdagangan Rabu (30/4). Penurunan dipicu oleh kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tidak menentu.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun 17 sen atau 0,26 persen menjadi US$64,08 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 12 sen atau 0,2 persen ke posisi US$60,30 per barel.

Kedua acuan mencatatkan harga penutupan terendah sejak 10 April pada sesi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah ekonom memprediksi tarif impor yang diberlakukan AS meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi global tahun ini, setelah ketegangan semakin memanas antara Negeri Paman Sam dan China.

"Sentimen investor tertekan akibat kekhawatiran terhadap permintaan di tengah perang dagang," ujar Daniel Hynes, analis senior komoditas di ANZ Bank.

"Ada juga kekhawatiran bahwa kekuatan data ekonomi AS baru-baru ini hanya bersifat sementara, karena efek penimbunan stok sebelum tarif diberlakukan yang kini mulai mereda," imbuhnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS pada April turun ke level terendah dalam hampir lima tahun, seiring meningkatnya kekhawatiran atas tarif.

Dari sisi suplai, American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 3,8 juta barel pada pekan lalu.

Data resmi dari pemerintah AS dijadwalkan dirilis Rabu pukul 10:30 pagi waktu setempat (14:30 GMT), dengan proyeksi peningkatan stok sebesar 400 ribu barel.

Harga minyak juga tertekan oleh potensi peningkatan produksi dari negara-negara OPEC dan sekutunya (OPEC+), terutama karena tekanan penurunan permintaan akibat perang dagang AS-China.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa sejumlah anggota OPEC+ kemungkinan akan kembali mengusulkan kenaikan produksi untuk bulan kedua berturut-turut pada pertemuan Juni mendatang.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/sfr)

Read Entire Article
Korea International