Jakarta, CNN Indonesia --
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan 14 unit pesawat untuk melayani keberangkatan dan pemulangan jemaah haji 2025.
Armada tersebut akan mengangkut total 90.933 jemaah dari tujuh embarkasi, yakni Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan menyampaikan dari total 14 pesawat, sembilan unit merupakan armada reguler dan lima sisanya adalah pesawat sewaan khusus untuk operasional haji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pun untuk tujuh embarkasi yang akan diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia, dengan total penumpang yang akan dibawa adalah 90.933, yaitu Banda Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, dan Lombok," ujar Wamildan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR RI, Kamis (17/4).
Ia menjelaskan Garuda akan mengoperasikan enam unit pesawat Boeing 777-300ER untuk melayani embarkasi Jakarta, Makassar, Lombok, dan Banda Aceh.
Selain itu, perusahaan juga menyiagakan dua pesawat Airbus A330-900 dan beberapa unit Airbus A330-300 yang merupakan hasil sewa dari maskapai asing, termasuk Thai Air Asia X, World2Fly, dan San Marino.
Ia menyebut sebuah pesawat cadangan Airbus A330-300 juga disiapkan sebagai backup aircraft untuk menghadapi potensi gangguan operasional selama proses pemulangan jemaah.
"Untuk penerbangan tersebut, kami sampaikan bahwa kami menyiapkan enam pesawat Boeing 777 yang akan melayani di embarkasi Jakarta, Makassar, Lombok, dan juga Banda Aceh. Kemudian ada dua pesawat Airbus 330-900 dan juga ada Airbus 330-300 yang kami sewa. Kemudian kami menyiapkan backup aircraft satu pesawat, Airbus 330-300," jelas dia.
Ia mengatakan Garuda berencana menempatkan pesawat cadangan tersebut langsung di Arab Saudi agar dapat segera dioperasikan bila terjadi kendala saat proses pemulangan. Hal ini dinilai lebih efisien dibandingkan jika cadangan diletakkan di Jakarta.
"Jadi total jumlah pesawat adalah 13 plus satu, jadi satu ini yang akan digunakan sebagai backup. Kami akan membicarakan dengan otoritas di Saudi untuk pemulangan nanti, apakah nanti bisa pesawat satu backup ini kami tempatkan di Saudi. Sehingga pada saat pemulangan, apabila terjadi irregularity, bisa langsung kita cover. Karena kalau misalnya kita tempatkan di Jakarta, kemungkinan masih butuh waktu," lanjutnya.
Adapun konfigurasi armada mencakup Boeing 777-300ER milik Garuda Indonesia yang akan melayani embarkasi Banda Aceh, Jakarta, Makassar, dan Lombok.
Sementara itu, Medan akan dilayani pesawat Airbus A330-300 dari World2Fly, Balikpapan oleh A330-300 Garuda, dan Solo oleh A330-300 dari Garuda Indonesia, Thai Air Asia X, dan San Marino.
Wamildan menegaskan seluruh pesawat sewa telah disiapkan sejak Oktober 2024 dengan spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Penyelenggaraan Transportasi Udara (PPTU) Haji 2024.
"Untuk pesawat sewa, kami laporkan paling lambat akan tiba dan melaksanakan pengecekan terakhir di akhir bulan ini, yaitu dari Thai Air Asia dan juga dari World2Fly. Untuk pesawat dari San Marino sudah melaksanakan perawatan dan sudah selesai di GMF (PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk)," imbuhnya.
Selain Garuda Indonesia, maskapai Lion Air juga turut melaporkan kesiapan armada mereka dalam penyelenggaraan haji 2025. Direktur Produksi Lion Air Rachmat Diansyah Putra menyampaikan Lion Air akan mengoperasikan lima unit pesawat Airbus A330.
Dari jumlah tersebut, empat unit adalah seri CEO dan satu unit merupakan seri NEO. Berdasarkan perhitungan kebutuhan, operasional haji hanya memerlukan dua pesawat aktif, sementara tiga lainnya disiagakan sebagai cadangan.
"Kami dari Lion Air mempersiapkan lima pesawat Airbus A330 dengan empat pesawat dengan seri CEO dan satu pesawat seri NEO, yang di mana berdasarkan jadwal yang kami punya kami cukup menggunakan dua pesawat," kata Rachmat Diansyah.
Ia memaparkan Lion Air menempatkan armada cadangan tersebut di dua lokasi strategis, yakni dua pesawat di Padang dan tiga di Banjarmasin. Menurutnya, dalam operasional normal masing-masing embarkasi tersebut hanya membutuhkan satu pesawat aktif, sehingga tiga unit lainnya berfungsi untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan atau irregularity.
"Untuk mengantisipasi artinya irregularity atau mempersiapkan lebih baik lagi, kami menyiapkan pesawat stand by sebanyak tiga, yang di mana penempatannya kami akan siapkan dua pesawat di Padang dan tiga pesawat di Banjarmasin, di mana dalam kesehariannya kami hanya cukup menggunakan masing-masing embarkasi satu pesawat," jelasnya.
(del/pta)