Fakta PM Israel 'Penjagal Beirut' sampai Zohran Mamdani Dihina Trump

5 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Israel pernah dipimpin Perdana Menteri Ariel Sharon yang dikenal sama bengis dan kejam dengan PM saat ini Benjamin Netanyahu.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghina calon wali kota New York Zohran Mamdani "berpenampilan jelek" dan "tidak pintar".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Selasa (1/7).

PM Israel Ini Dijuluki 'Penjagal Beirut', Tersiksa Koma 8 Tahun & Mati

Israel pernah dipimpin perdana menteri yang sama bengis dan kejam dengan PM saat ini, Benjamin Netanyahu.

Kiprahnya yang sangat mengerikan dalam setiap aksi membantai warga Palestina menempatkannya sebagai sosok militer yang bengis.

Aksinya yang paling melegenda tatkala dia menginisiasi pembantaian warga Palestina di kamp pengungsi Sabra dan Satila yang terletak di Lebanon. Dia adalah Ariel Sharon, Perdana Menteri Israel 2001-2006

Pembantaian Sabra dan Satila terjadi pada 16-18 September 1982, dengan kepungan milisi Falangis Lebanon dibantu tentara Israel selama 48 jam nonstop, menelan korban tewas sekitar 3.000-3.500 warga sipil. Sharon kala itu menjabat sebagai menteri pertahanan Israel.

Kim Jong Un Resmikan Resor Mewah Korut, Turis Asing Bisa Datang

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meresmikan resor mewah di wilayah pesisir Wonsan-Kalma pekan lalu. Resor Pantai Kalma itu terbuka untuk dikunjungi turis asing.

Resor yang berada di sebelah bandara internasional itu dilengkapi dengan hotel mewah, water park, dan akomodasi yang mampu menampung hingga 20 ribu tamu.

Laporan menyebut "layanan untuk tamu domestik" akan dibuka mulai 1 Juli, namun belum ada rincian soal transportasi menuju resor tersebut. Namun awal Juni lalu, Korut telah meresmikan stasiun kereta Kalma.

Zohran Mamdani Buka Suara usai Dihina Trump Punya Tampang Jelek

Kandidat calon Wali Kota New York dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani, buka suara setelah menjadi sasaran serangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebut dirinya "berpenampilan jelek" dan "tidak pintar".

"Saya sudah mulai terbiasa dengan kenyataan bahwa presiden akan berbicara soal penampilan saya, cara saya bicara, asal saya, siapa saya, semua itu dilakukan hanya untuk mengalihkan perhatian dari perjuangan yang saya bawa," kata Zohran.

Dalam serangkaian unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyebut Mamdani sebagai "100 persen komunis gila" usai menang dalam pemilihan primary Demokrat untuk wali kota New York.

Ia juga melempar ejekan segi fisik dan suara terhadap Mamdani yang berusia 33 tahun itu.

(tim/dna)

Read Entire Article
Korea International