Facebook, Google, Hingga iPhone Terancam Punah, Apa Gantinya?

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah teknologi yang selama ini digunakan ratusan juta orang, seperti iPhone, Google Search, hingga media sosial Facebook diprediksi bakal punah. Apa gantinya?

Prediksi ini muncul dari perusahaan-perusahaan di balik teknologi itu semua dalam sidang lanjutan terkait antimonopoli terhadap Meta dan Google.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google, Apple, dan Meta merupakan raksasa teknologi yang membantu membentuk kehidupan modern manusia selama dua dekade terakhir.

Google misalnya, mesin pencarian mereka berhasil menguasai dunia pada akhir 1990-an dan awal tahun 2000-an, karena sistemnya mengurutkan hasil pencarian berdasarkan relevansi dan kepentingan.

Sementara, Facebook bisa dibilang sebagai pelopor media sosial, meski bukan yang pertama. Kehadiran Facebook mengubah lanskap media sosial yang membuat orang-orang jadi lebih mudah berinteraksi.

Sedangkan, Apple menciptakan iPhone yang merupakan salah satu pionir ponsel pintar yang hadir dengan layar sentuh sejak tahun 2007.

Keberhasilan produk-produk tersebut melambungkan Apple, Google, dan Meta ke nilai yang sangat tinggi. Namun, dalam kesaksian di persidangan, para eksekutif mengindikasikan bahwa konsumen kehilangan minat terhadap produk-produk tersebut.

Eddy Cue, Senior Vice President Apple, mengungkap bahwa pencarian Google di perangkat Apple merosot untuk pertama kalinya bulan lalu.

Menurutnya ini bisa jadi sinyal bahwa konsumen kini mulai memilih menggunakan chatbot AI daripada mesin pencarian tradisional. Tahun lalu, perusahaan riset pasar Gartner memperkirakan bahwa volume penggunaan mesin pencarian akan turun 25 persen pada tahun 2026 karena konsumen kini lebih tertarik pada AI.

Google, dalam sebuah pernyataan, mengatakan mereka masih terus melihat pertumbuhan kueri secara keseluruhan dalam penelusuran.

"Termasuk peningkatan total kueri yang berasal dari perangkat dan platform Apple," kata Google, melansir CNN, Kamis (15/5).

Sementara itu, Meta mengakui saat ini pengguna media sosial tidak lagi untuk terhubung dengan teman atau keluarga, tapi tempat untuk menambah teman dan berbagi konten.

"Jumlah orang yang berbagi dengan teman di Facebook, khususnya, telah menurun," kata CEO Meta Mark Zuckerberg, dalam kesaksiannya di persidangan pada April lalu.

"Bahkan jumlah teman baru yang ditambahkan orang, saya pikir telah menurun. Tapi saya tidak tahu angka pastinya," lanjut dia.

Sebaliknya, Zuckerberg mengatakan bahwa perusahaan telah melihat peningkatan besar dalam pesan langsung atau direct messages.

Penelitian belum lama ini menunjukkan bahwa Facebook mulai tertinggal dari platform media sosial lainnya yang memiliki pengguna lebih muda. Laporan Pew Research Center pada bulan Desember mengungkap penggunaan Facebook menurun selama 10 tahun terakhir, dengan hanya 32 persen remaja yang menggunakannya.

Sementara itu, iPhone kemungkinan besar bakal kehilangan peminatnya dalam satu dekade ke depan.

"Anda mungkin tidak membutuhkan iPhone 10 tahun dari sekarang, walaupun kedengarannya gila," kata Cue.

Kendati begitu, menurut International Data Corporation, iPhone masih menguasai 19 persen pengiriman smartphone global pada kuartal pertama tahun 2025.

Namun Apple, bersama dengan raksasa teknologi lainnya, bertekad untuk mencari tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kacamata pintar

Kacamata pintar bisa jadi jawaban dan inovasi baru ke depannya untuk menggantikan teknologi-teknologi yang diprediksi bakal punah tersebut.

Terlebih, kacamata pintar berbasis teknologi AI memungkinkan pengguna tidak lagi membutuhkan smartphone. Saat ini, sejumlah raksasa teknologi seperti Meta, Samsung, dan Google, juga sedang mengembangkan teknologi kacamata pintar yang bisa digunakan oleh konsumen.

Zuckerberg meyakini konsumen pada akhirnya akan berinteraksi lewat kacamata pintar dan hologram, sehingga tidak perlu lagi menggunakan handphone untuk mengakses platform digital.

Apple juga percaya bahwa masa depan komputasi akan melibatkan perangkat yang dikenakan di wajah, seperti Apple Vision Pro. Perangkat tersebut dapat menjadi pendahulu dari jenis kacamata pintar yang sedang dikembangkan atau dijual oleh para pesaing Apple.

Pada saat yang sama, konsumen tidak lagi meng-upgrade ponsel mereka lebih sering karena pembaruan yang semakin sedikit.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International