Erick Pede BUMN Aman Meski Rupiah Sentuh Rp20 Ribu per Dolar AS

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan kondisi sejumlah perusahaan pelat merah masih aman, bahkan jika nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh Rp20 ribu per dolar AS.

Hal ini disampaikan Erick dalam laporan terbarunya kepada Komisi VI DPR RI, dengan mengacu pada hasil uji ketahanan keuangan (stress test) internal terhadap beberapa perusahaan BUMN.

"Insyaallah sampai fluktuasi dolar Rp20 ribu, kita insyaallah masih kuat. Ya, kita enggak mau Rp20 ribu, cuman kalau sampai dengan kinerja yang terjadi hari ini, revenue, balance trade, lalu juga profitabilitas, semua kita lihat masih... Ya, tentu yang sehat Rp16 ribu gitu, yang Rp20 ribu yang sesak napas," ujar Erick dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (20/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erick menjelaskan pihaknya telah melakukan stress test terhadap 10 perusahaan yang berada dalam ekosistem BUMN. Perusahaan tersebut antara lain termasuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Telkom Indonesia, MIND ID, dan Pertamina.

Hasilnya, menurut Erick, menunjukkan bahwa secara umum perusahaan pelat merah tersebut berada dalam kondisi keuangan yang baik.

"Jadi untuk tes stresnya kita sudah jalankan, dari 10 perusahaan yang kita deteksi so far masih baik. Yaitu Himbara, lalu Telkom, MIND ID, Pertamina, semua dalam kondisi hasil tes stresnya baik," jelas Erick.

Meski begitu, Erick menyampaikan sebagian data yang berkaitan dengan produk-produk asal AS di dalam ekosistem BUMN masih dalam tahap peninjauan dan belum dapat disampaikan secara terbuka.

Ia menyebut data tersebut bersifat internal dan akan disampaikan secara tertutup kepada pimpinan Komisi VI untuk keperluan pembahasan lanjutan.

Terkait dengan kebijakan perdagangan dan potensi tarif timbal balik alias resiprokal dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Erick menyebut tarif tersebut belum diberlakukan saat ini.

Namun, sekalipun diterapkan, ia menyatakan berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, dampaknya diperkirakan tidak akan seberat yang sebelumnya dikhawatirkan.

"Apalagi kalau kita lihat tarif (resiprokal) ini kan belum berlaku. Tapi kalau sampai pun berlaku, dari hasil tes stress kita impact-nya tidak sedalam yang pernah kita takutkan," ujar Erick.

Ia menambahkan indikator dari hasil stress test tersebut akan disampaikan kepada Komisi VI secara tertutup untuk dibahas lebih lanjut.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
Korea International