Jakarta, CNN Indonesia --
Umat Katolik dunia berduka menyusul kepergian Paus Fransiskus yang meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4) pagi waktu Vatikan.
Paus yang telah memimpin umat Katolik dunia sejak 2013 lalu ini menghembuskan napas terakhirnya setelah kesehatannya terus menurun dan sempat dirawat di rumah sakit selama lima pekan pada awal 2025 akibat pneumonia.
Kepergian Paus Fransiskus menyebabkan rasa duka yang mendalam bagi dunia, terutama umat Katolik, lantaran berlangsung sehari setelah sang papa hadiri misa Hari Paskah terakhirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam momen itu, Paus Fransiskus bahkan sempat menyampaikan khotbah terakhirnya berisikan seruan terhadap perdamaian dunia, termasuk menghentikan agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina hingga perang Rusia vs Ukraina.
Dikutip Reuters, setelah menghadiri misa Hari Paskah, Paus Fransiskus juga sempat bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance di Hari Paskah pada Minggu (20/4).
Menurut pernyataan Vatikan, Paus Fransiskus mulai merasa tidak enak badan pada Senin pagi sekitar pukul 05.30 waktu setempat. Ia langsung mendapat penanganan dari tim medisnya.
Sekitar satu jam kemudian, ia sempat memberikan isyarat perpisahan kepada perawat setianya, Massimiliano Strappetti, sebelum akhirnya jatuh koma, menurut media resmi Vatikan.
Berdasarkan sertifikat kematian yang dirilis Vatikan, waktu kepergian Paus Fransiskus tercatat pada pukul 07.35 pagi. Vatikan menuturkan kematian sang paus terjadi dengan cepat dan tanpa rasa sakit.
Sertifikat kematian tersebut memaparkan bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia akibat stroke. Dikutip AFP, stroke yang menyerang secara tiba-tiba itu membuat Paus Fransiskus mengalami kondisi koma hingga serangan jantung "yang tidak dapat dipulihkan".
Para Kardinal Katolik Roma memutuskan pemakaman Paus Fransiskus akan diselenggarakan pada Sabtu (26/4) di Lapangan Santo Petrus. Upacara khidmat ini akan digelar sekitar pukul 10.00 waktu lokal dan diperkirakan akan dihadiri oleh para pemimpin dunia dari berbagai negara termasuk Presiden AS Donald Trump.
Misa pemakaman akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal yang kini berusia 91 tahun.
Vatikan merilis foto-foto Fransiskus yang mengenakan jubah kebesarannya dan memegang rosario, terbaring dalam peti mati terbuka di kapel kediamannya di Santa Marta, tempat ia tinggal selama 12 tahun masa kepausannya.
Pengawal khusus paus yang kerap disebut Pasukan Pengawal Swiss berjaga di kedua sisi peti mati sang paus saat para tokoh penting, termasuk Presiden Italia Sergio Mattarella, memberikan penghormatan kepada Paus pertama dari negara Amerika Latin ini.
Jenazah Fransiskus akan dibawa ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi pukul 09.00 waktu setempat, dalam prosesi yang dipimpin oleh para kardinal. Ia akan disemayamkan di sana hingga Jumat malam pukul 19.00 sebelum pemakaman dilangsungkan.
(rds)