Daftar Fenomena Langit November 2025, Hujan Meteor hingga Supermoon

13 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama November ini, mulai hujan meteor Taurids dan Leonids hingga Supermoon. Simak daftar lengkapnya.

Beberapa fenomena langit yang terjadi pada November bisa dinikmati dengan mata telanjang, tetapi beberapa fenomena lain perlu dilihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.

Untuk dapat menikmati fenomena-fenomena langit ini, kita perlu memastikan langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari berbagai sumber, berikut daftar fenomena langit pada bulan November 2025:

Hujan meteor Taurids

Puncak hujan meteor Taurids akan terjadi pada 4-5 November. Taurids merupakan hujan meteor kecil yang berlangsung lama, menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam.

Hujan meteor ini dikenal unik karena terdiri dari dua sumber terpisah. Aliran pertama dihasilkan oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh Asteroid 2004 TG10. Aliran kedua dihasilkan oleh puing-puing yang ditinggalkan oleh Komet 2P Encke.

Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari 7 September hingga 10 Desember. Sayangnya, pada periode puncaknya tahun ini, cahaya Bulan purnama akan menyembunyikan sebagian besar meteor tahun ini.

Jika Anda benar-benar sabar, Anda mungkin masih bisa melihat beberapa meteor yang terang. Waktu terbaik untuk mengamati adalah setelah tengah malam dari lokasi yang gelap jauh dari cahaya kota.

Meteor akan berpusat di rasi bintang Taurus, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

Supermoon

Bulan akan berada di fase purnama pada 5 November. Fase ini puncak purnama tepatnya terjadi pada pukul 20:19 WIB.

Bulan purnama pada November dikenal oleh suku-suku asli Amerika awal sebagai Bulan Berang-berang karena ini adalah waktu tahun untuk memasang jebakan berang-berang sebelum rawa-rawa dan sungai membeku. Bulan ini juga dikenal sebagai Bulan Beku dan Bulan Gelap.

Purnama ini juga merupakan Supermoon kedua dari tiga Supermoon pada 2025.

Supermoon sendiri terjadi ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya ke Bumi (perigee). Pada fenomena ini, Bulan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Hujan meteor Leonids

Leonids adalah hujan meteor yang menghasilkan hingga 15 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor ini terkenal unik karena memiliki puncak siklonik setiap 33 tahun sekali, di mana ratusan meteor per jam dapat diamati. Puncak terakhir dari fenomena ini diketahui terjadi pada 2001.

Hujan meteor Leonids sendiri dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle yang ditemukan pada 1865. Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari tanggal 6 hingga 30 November. Puncaknya tahun ini terjadi pada 17-18 November.

Tahun ini seharusnya Leonids menghasilkan pemandangan yang indah. Pasalnya, Bulan sabit tipis tidak akan menjadi masalah besar, dan langit akan cukup gelap untuk pertunjukan dari meteor ini.

Waktu terbaik untuk mengamati adalah dari lokasi yang gelap setelah tengah malam. Meteor akan berpusat di rasi bintang Leo, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.

Micromoon

Fase Bulan Baru akan terjadi pada 20 November, dan Bulan akan berada di sisi yang sama dengan Matahari dari Bumi yang membuatnya tidak akan terlihat di langit malam. Fase ini terjadi pada pukul 13:47 WIB.

Uniknya, fase Bulan Baru atau New Moon kali ini adalah fenomena Micromoon. Menjadi lawan Supermoon, Micromoon terjadi ketika Bulan berada pada titik terjauhnya dengan Bumi (apogee).

Malam di hari tersebut adalah waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati objek-objek redup seperti galaksi dan gugus bintang karena tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu.

(lmy/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International