Jakarta, CNN Indonesia --
Dalam dunia mode haute couture yang penuh kejutan, Stéphane Rolland kembali membuktikan dirinya sebagai maestro narasi visual.
Kali ini, ia memamerkan koleksi Fall/Winter 2025 bertajuk "Le Bolero" di panggung Theatre des Champs-Elysees, Paris, Prancis, Rabu (9/7).
"Le Bolero" merupakan sebuah pertunjukan teater yang menghidupkan duel imajinatif antara komposer legendaris Maurice Ravel dan muse-nya, Ida Rubinstein. Rolland mengubah runway menjadi panggung drama musik, di mana setiap busana menjadi bagian dari simfoni visual yang menggugah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stéphane Rolland mengambil inspirasi dari kisah nyata di balik terciptanya "Boléro" karya Ravel, sebuah karya musik yang terkenal dengan ritme mekanis dan repetitif, namun sarat emosi dan sensualitas.
Dalam koleksi ini, terjadi 'adu argumen' antara dua dunia: struktur modernis Ravel yang presisi dan mimpi Iberia Rubinstein yang penuh fantasi. Hasilnya adalah koleksi yang bergerak dinamis antara ketegangan dan keindahan, antara mesin dan mitos, antara flamenco tradisional dan masa depan.
Warna hitam menjadi pemeran utama. Di tangan Stéphane Rolland, hitam tidak pernah membosankan. Ia menampilkannya dalam berbagai tekstur, menggunakan material seperti crêpe, satin, gazar, hingga mousseline.
Siluet-siluetnya tegas dan monumental, seperti gaun tuxedo dengan kerah raksasa, menghadirkan aura maskulin sekaligus elegan. Gaun backless dengan kerah kubik yang futuristik. Sabuk matador dari organza hitam bersulam, membalut lengan satin yang ter-drapping dramatis, hingga jumpsuit 'arch' dan 'cubic' yang memadukan garis arsitektural.
Setiap potongan terasa seperti partitur musik: terstruktur, presisi, dan sangat bergantung pada eksekusi yang prima.
Setelah parade hitam, merah hadir layaknya ledakan, seperti syncope dalam musik Ravel. Gaun-gaun panjang dihiasi sulaman koral dan kristal, cape samurai berkilau, hingga corolla dan silk flares yang seolah menari di atas runway. Efeknya dramatis, sensual, dan penuh energi.
Desainer Stephane Rolland mempresentasikan koleksi terbarunya dalam Paris Couture Week, Rabu (9/7). (CNN Indonesia/Fandi Stuerz)
Stéphane Rolland menambahkan aksen emas dan kristal sebagai sentuhan sakral. Bros berbentuk cambuk, kalung plastron, rompi matador, hingga medali talisman, semuanya memperkaya narasi visual, menambah lapisan kemewahan tanpa kehilangan esensi artistik.
Puncak pertunjukan adalah kemunculan Nieves Álvarez, muse Stéphane Rolland, yang melenggang mengenakan gaun pengantin putih dengan kubah emas di punggungnya. Meski sempat terhenti sejenak saat ia tersendat panjangnya gaun, Nieves Alvarez menutup pertunjukan dengan nuansa sakral, menjadi sebuahfinal noteyang menegaskan simfoni visual ini.
Koleksi ini adalah salah satu contoh bagaiman haute couture bisa menjadi ruang dialog antara seni, sejarah, dan teknik inovasi. Koleksi ini juga tentang energi, ketegangan, dan harmoni antara dua dunia. Seperti "Boléro" karya Ravel, koleksi ini membangun crescendo emosi yang menawan hingga nada terakhir.
(asr/asr)