Jakarta, CNN Indonesia --
Serupa di Indonesia, BYD turut mendirikan pabrik mobil listrik di Malaysia, yang mereka anggap sebagai salah satu pasar strategis di wilayah Asia Tenggara. Pembangunan pabrik telah dimulai sejak beberapa bulan lalu, dan targetnya beroperasi di semester kedua 2026.
Pabrik yang dibangun berlokasi di KLK TechPark, Tanjong Malim, dengan luas mencapai 600 ribu meter persegi.
Menurut Paultan, kehadiran pabrik ini bakal mengubah fokus perusahaan sehingga dapat menghadirkan mobil listrik berbasis baterai buatan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Malaysia sendiri, BYD berhasil unjuk gigi dengan penjualan mencapai 25 ribu unit hingga sekarang. Capaian itu membuat perusahaan mengklaim mereka berhasil menjadi merek mobil listrik nomor satu di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemilik BYD juga membantu mengurangi lebih dari 62.000 ton emisi CO₂ setiap tahun, setara menanam hampir 2,5 juta pohon di Negeri Jiran.
Perjalanan perusahaan di negara tersebut dimulai dengan peluncuran Atto 3 pada Desember 2022. Sejak saat itu model lain dirilis seperti Atto 2, Seal 6, M6 hingga Sealion 7.
Merek China ini juga membangun 39 outlet penjualan dan pemasaran, serta 24 pusat layanan purna jual, dilengkapi dengan 12 pusat body & paint serta gudang suku cadang dengan lebih dari 4.600 item tersimpan.
"Ini adalah tonggak yang benar-benar kami banggakan. Memiliki lebih dari 25.000 rakyat Malaysia sebagai bagian dari keluarga BYD merupakan hal yang sangat membanggakan, dan ini menunjukkan seberapa cepat gerakan EV berkembang di negara kita," kata Eagle Zhao, MD BYD Malaysia, dikutip Selasa (9/12).
Komitmen BYD tak hanya terjadi di Malaysia. Perusahaan juga mendirikan pabrik di Indonesia, berlokasi di Subang, Jawa Barat dengan target operasi awal 2026.
Pembangunan pabrik BYD di Indonesia dengan nilai investasi Rp11,2 triliun dan kapasitas produksi 150 ribu unit setahun tersebut sedang memasuki tahap akhir.
"Sementara ini kami sudah masuk ke tahap akhir ya, dan kami sudah dapat audit dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal/Kementerian Investasi dan Hilirisasi)," ujar Luther T. Panjaitan, Head of Public and Government Relations BYD Motor Indonesia di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 ICE BSD, Jumat (21/11).
"Kami juga sekarang juga konsisten koordinasi dengan Kementerian Perindustrian," ucapnya lagi.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan progres pembangunan pabrik BYD di Indonesia telah mencapai 90 persen.
(ryh/fea)


















































