Berdialog dengan Laut Melalui Karya Iris van Herpen 'Sympoiesis'

5 hours ago 4

Paris, CNN Indonesia --

Di L'Elysée Montmartre, sebuah gedung konser bersejarah di Paris yang terkenal dengan langit-langit tinggi dan atmosfer teatrikalnya, couturier asal Belanda Iris van Herpen mempersembahkan koleksi haute couture terbarunya, 'Sympoiesis'.

Seperti layaknya karya Iris van Herpen sebelumnya, ia menjadikan fashion show kali ini lebih dari sekadar pertunjukan busana. Pertunjukan pada Senin (7/7) ini merupakan gabungan antara renungan ekologis, eksperimen ilmiah, sekaligus ritual artistik yang menyentuh.

Mengambil inspirasi dari teori Gaia yang dikembangkan ilmuwan James Lovelock yang melihat bumi sebagai sistem yang saling terhubung dan mengatur dirinya sendiri. Iris van Herpen pun menggali lautan sebagai simbol keterhubungan ekologis yang rapuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lautan, atmosfer, dan iklim adalah satu kesatuan. Mereka bukan sistem yang terpisah, tetapi terjalin erat dalam suatu jalinan yang mengatur diri sendiri," tulis Lovelock dalam pemikirannya yang menjadi landasan koleksi ini.

Koleksi ini dibuka dengan penampilan visioner: sebuah Living Look-busana hidup-yang dihuni oleh 125 juta alga bioluminesen. Dikembangkan bersama biodesainer Chris Bellamy, gaun ini memancarkan cahaya sebagai respons terhadap gerakan.

"Kita harus lebih sadar akan hubungan antara alam dan manusia. Kita saling bergantung. Dan koleksi ini benar-benar tentang lautan dan hubungan kita dengannya," jelas Iris van Herpen kepada CNNIndonesia.com seusai pertunjukan.

"Koleksi ini adalah kolaborasi dengan alam itu sendiri," ujar Van Herpen. "Di tengah darurat ekologis dan krisis keanekaragaman hayati, biodesain mengajak kita untuk memikirkan ulang bagaimana kita 'menggunakan' material, untuk membayangkan masa depan di mana semua rancangan manusia tidak hanya terinspirasi oleh alam, tapi benar-benar menyatu dengannya", lanjutnya.

Alga yang digunakan untuk gaun itu diternakkan di dalam air laut dan disimpan dalam gel nutrisi khusus yang menjaga ritme sirkadian dan kondisi lingkungannya agar menyerupai habitat aslinya.

Gaun ini bukanlah sebuah hasil konstruksi garmen, tetapi sebuah garmen yang dirawat dan dibudidayakan, sebuah kritik tajam terhadap budaya konsumsi mode yang cepat dan instan.

"Koleksi ini menyoroti keterikatan antara manusia dan alam, melihat tubuh bukan sebagai entitas yang terpisah, tetapi sebagai ekosistem, di mana busana menjadi hidup, responsif, dan terhubung secara mendalam dengan dunia alami," jelas Van Herpen.


Read Entire Article
Korea International