Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) surplus Rp4,3 triliun per April 2025.
Angka tersebut ia sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR, Selasa (20/5).
"Setelah mengalami defisit Januari hingga Maret berturut-turut, pada April, realisasi APBN menunjukkan kinerja yang positif, dengan surplus anggaran Rp4,3 triliun atau 0,02 persen PDB, keseimbangan primer positif Rp173,9 triliun, dan posisi kas surplus Rp283,6 triliun," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani merinci pendapatan negara mencapai Rp810,5 triliun per April atau 27 persen dari target APBN. Realisasi penerimaan katanya terus menunjukkan tren penguatan dan menunjukkan aktivitas ekonomi tetap terjaga di tengah gejolak global.
Sementara belanja negara terealisasi sebesar Rp806,2 triliun atau 22,3 persen dari target APBN. Hal ini, sambungnya, menunjukkan APBN 2025 tetap berfungsi optimal dalam pelaksanaan program prioritas.
"APBN juga tetap optimal sebagai shock absorber yang menjaga stabilitas ekonomi, melindungi dunia usaha, dan menopang daya beli masyarakat," katanya.
Pada akhir Maret lalu, APBN tercatat defisit Rp104,2 triliun atau 0,43 persen dari PDB. Namun, Sri Mulyani berharap masyarakat tidak panik dengan tekornya APBN.
"Kalau melihat defisit, jangan panik karena memang desainnya defisit total Rp616 triliun," ujarnya dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Rabu (30/4) lalu.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah menyusun target defisit sebesar Rp616,2 triliun atau 2,53 persen terhadap PDB hingga akhir tahun.
"APBN 2025 dirancang dengan defisit Rp616,2 triliun, ini yang sudah disepakati dengan DPR dan menjadi Undang-Undang. Jadi defisit Rp104,2 triliun itu artinya 16,9 persen dari target defisit tahun ini," pungkasnya.
(fby/agt)