Jakarta, CNN Indonesia --
Selebritas Ratna Listy mengalami pecah ban mobil saat melaju di Tol Cipali dalam perjalanan dari Jakarta menuju Madiun, Jawa Timur, pada Sabtu (6/12).
Ratna sempat memperlihatkan kondisi ban belakang mobilnya yang pecah. Terlihat ban roda bagian kiri belakang itu sobek melingkar mengikuti ring pelek dan berasap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung, kejadian ini tak menyebabkan kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas serius. Semua penumpang di dalam mobil juga dilaporkan selamat.
Berkaca dari kasus ini pengemudi atau pemilik mobil perlu memahami penyebab pecah ban untuk menghindari hal tak diinginkan. Pecah ban bukan hanya membuat panik, tetapi juga dapat menyebabkan kecelakaan serius jika terjadi pada kecepatan tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penyebab ban mobil pecah, mengutip situs resmi Suzuki Indonesia:
Tekanan udara tak sesuai standar
Salah satu penyebab paling umum ban mobil mudah pecah adalah tekanan udara tidak sesuai standar. Banyak pengemudi tidak rutin mengecek tekanan ban, padahal tekanan yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi sama-sama berbahaya.
Tekanan angin terlalu rendah
Ban dengan tekanan kurang akan mengalami gesekan lebih besar di permukaan jalan. Hal ini membuat ban cepat panas, dinding ban melemah, dan akhirnya dapat pecah tiba-tiba.
Selain itu, ban yang kurang angin membuat kendaraan terasa berat dan boros bahan bakar.
Tekanan angin terlalu tinggi
Sebaliknya, tekanan terlalu tinggi membuat permukaan ban menjadi lebih keras. Akibatnya, area ban yang menapak di jalan menjadi lebih kecil sehingga ban lebih rentan terhadap benda tajam.
Dinding ban juga bekerja lebih keras dan bisa pecah saat menghantam lubang besar atau polisi tidur.
Sebaiknya pemilik mobil perlu rutin mengecek tekanan angin ban minimal seminggu sekali atau sebelum melakukan perjalanan jauh. Pastikan mengikuti rekomendasi pabrikan yang tertera pada pintu pengemudi atau buku manual kendaraan.
Kondisi ban
Meski permukaan ban masih tampak bagus, ban memiliki batas usia pakai. Rata-rata, usia ban ideal adalah 3-5 tahun, tergantung pemakaian dan kondisi jalan.
Ketika usia ban sudah melewati batas, material karet cenderung mengeras dan retak, membuatnya lebih rentan pecah.
Selain usia, keausan ban juga sangat memengaruhi daya tahannya. Ban yang sudah tipis tidak mampu lagi menahan benturan kuat dari jalan berlubang, kerikil tajam, atau gundukan aspal.
Beberapa tanda ban mobil sudah aus antara lain:
- Pola tapak menipis hingga melewati indikator TWI
- Munculnya retakan halus pada dinding atau permukaan ban
- Permukaan ban terasa keras dan licin
- Ban terasa bergetar saat mobil berjalan
- Jika Anda menemukan tanda-tanda ini, segera ganti ban sebelum risiko pecah ban semakin besar.
Beban berlebih
Memuat barang terlalu banyak atau mengangkut penumpang melebihi kapasitas kendaraan dapat memberikan tekanan ekstra pada ban mobil.
Ban yang terbebani secara berlebih bakal bekerja lebih keras dan mengalami peningkatan panas secara signifikan. Kondisi ini sangat berisiko membuat ban meledak di tengah perjalanan.
Setiap ban memiliki batas beban maksimum yang ditunjukkan oleh kode Load Index pada dinding ban. Jika Anda sering membawa muatan berat, pilih ban dengan Load Index lebih tinggi sehingga ban lebih kuat menghadapi tekanan.
Pastikan Anda tidak mengabaikan batas muatan kendaraan yang tertera di buku manual. Selain membuat ban cepat rusak, kelebihan beban juga memengaruhi performa rem dan suspensi.
Menghantam lubang
Kondisi jalan yang tidak rata, berlubang, atau penuh kerikil tajam juga menjadi penyebab umum ban mobil pecah. Ketika ban menghantam lubang dalam pada kecepatan tinggi, struktur dinding ban dapat robek atau benang kawat di dalamnya bisa putus.
Begitu struktur ban rusak, ban mungkin tidak pecah seketika, tetapi akan melemah dan akhirnya pecah saat digunakan pada perjalanan berikutnya. Inilah alasan mengapa Anda perlu lebih waspada saat melewati daerah dengan jalan rusak.
Jika Anda tidak sengaja menghantam lubang besar dan terdengar suara sangat keras, sebaiknya hentikan kendaraan dan periksa kondisi ban. Apabila terasa ada benjolan pada sisi ban, itu tanda ban sudah tidak layak digunakan.
Ban terlalu panas
Ban mobil bekerja dengan menghasilkan panas akibat gesekan dengan permukaan jalan. Namun, jika panas terlalu tinggi, komponen karet dapat melemah dan menyebabkan ban pecah.
Panas berlebih bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan angin rendah, kecepatan tinggi yang berkepanjangan, cuaca ekstrem, atau kualitas ban yang tidak baik.
Ketika Anda melakukan perjalanan jauh, sebaiknya beristirahat setiap 2-3 jam untuk memberi waktu ban mendingin. Jika mobil terasa beraroma karet terbakar, hentikan perjalanan dan periksa kondisi ban.
Kerusakan pelek
Pelek yang penyok, retak, atau tidak presisi dapat menyebabkan tekanan tidak merata pada ban. Akibatnya, bagian tertentu dari ban bekerja lebih keras dan mudah mengalami sobekan atau pecah.
Pelek yang tidak seimbang juga membuat mobil bergetar, perlahan merusak struktur ban dari dalam. Saat Anda melakukan balancing dan spooring, teknisi biasanya dapat mendeteksi masalah pada pelek.
Jika pelek sudah tidak layak pakai, sebaiknya segera diganti untuk mencegah kerusakan ban yang lebih parah.
(ryh/dmi)

















































