Jakarta, CNN Indonesia --
Industri perjalanan merupakan salah satu sektor yang paling rentan terhadap penipuan, dengan penipuan turis meningkat 18 persen selama musim puncak musim panas dan 28 persen pada musim puncak musim dingin tahun 2024, menurut sebuah laporan yang diterbitkan Mastercard Economics Institute pada Selasa (20/5).
Laporan itu menunjukkan bahwa penipuan yang terkait dengan pemesanan agen perjalanan dan perusahaan tur lebih dari empat kali lebih tinggi daripada rata-rata penipuan di industri lain.
"Setelah dibayar, tur mungkin tidak pernah terjadi atau sangat berbeda dari yang dijanjikan," bunyi laporan dalam studi Mastercard Economics Institute, seperti dilansir CNBC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota Hanoi di Vietnam dan Kota Bangkok di Thailand, yang juga dua tujuan wisata paling populer di Asia Tenggara, dalam studi itu termasuk di antara kota-kota dengan tingkat penipuan turis tertinggi di dunia.
Di Bangkok, layanan taksi dan penyewaan mobil menyumbang 48 persen dari kasus penipuan turis yang dilaporkan, menjadikan ibu kota Thailand ini sumber penipuan paling umum yang menargetkan turis. Banyak turis asing juga melaporkan telah ditipu oleh penyedia layanan makanan.
Laporan itu mencatat bahwa pelancong ke Cancun (Meksiko), Hanoi (Vietnam), Dhaka (Bangladesh) dan Bangkok (Thailand) melaporkan tingkat penipuan yang lebih tinggi, sementara kota-kota dengan tingkat penipuan terendah yang dilaporkan di antaranya, San Francisco, Dublin, Seoul, Budapest, dan Edinburgh.
Kepala Ekonom Mastercard Economics Institute untuk divisi Asia-Pasifik, David Mann, risiko penipuan sangat bervariasi dari satu kota ke kota lain.
"Di destinasi tertentu, Anda dapat melihat lebih banyak penipuan yang datang dari sisi perusahaan perjalanan dan tur. Di kota-kota lain, bahkan dapat terjadi pada hal-hal seperti layanan makanan," jelas Mann.
"Sebagai contoh yang bagus, di Los Angeles, makanan adalah bagian terbesar terlihat beberapa penipuan," imbuhnya.
Jenis penipuan yang umum dilaporkan di kota-kota juga bervariasi, dengan masalah taksi dan penyewaan mobil hanya mencakup 2 persen dari kasus penipuan turis yang dilaporkan di Hong Kong dan Barcelona, tetapi 66 persen masalah taksi atau penyewaan mobil terjadi di Jakarta.
Berdasarkan laporan tersebut, penipuan dalam layanan makanan lebih menonjol di Amerika Serikat dan Timur Tengah, mencakup 63 persen dari kasus yang dilaporkan di New York City.
Perwakilan Mastercard ini juga mengungkapkan, angka penipuan dalam layanan makanan di New York termasuk restoran yang mengenakan biaya makanan terlalu mahal, memberikan tip yang tidak sah, atau yang mencuri detail kartu kredit turut.
(wiw)