Alasan Rombongan RI Mundur dari Pelayaran Global Flotilla ke Gaza

1 hour ago 1

CNN Indonesia

Minggu, 14 Sep 2025 18:48 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Rombongan RI di Global Sumud Flotilla mundur dari Misi Kapal Bantuan Kemanusian Internasional ke Gaza, Palestina.

Rombongan dari Indonesia itu pun mengungkapkan alasan mengambil keputusan tak melanjutkan berlayar dengan aktivis dunia menembus blokade laut oleh Israel untuk mencapai Gaza.

Alasan itu dibeberkan Indonesia Global Peace Convoy (GPC) melalui pengumuman di Instagram resmi mereka pada Jumat (12/9) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama hampir dua pekan di Tunisia, peserta GPC Indonesia aktif mengikuti pelatihan, berkoordinasi lintas negara, serta menyiapkan berbagai hal untuk pelayaran. Namun, perjalanan besar ini menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks," tulis GPC Indonesia dalam unggahannya.

Salah satu alasan yang diungkap adalah jumlah kapal siap layar yang berkurang banyak, sementara peserta terus membludak. Sehingga Steering Committee Global Sumud Flotilla (SC GSF) memutuskan untuk mengurangi jumlah peserta, sesuai dengan ketersediaan kapal.

Dengan kondisi ini, maka IGPC Indonesia memutuskan rombongan dari Indonesia untuk mundur dari misi kemanusiaan ini dan memberikan jatah kursi rombongannya kepada peserta internasional lainnya.

"Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk lebih menjamin kesuksesan misi Global Sumud Flotilla yang terus diperjuangkan bersama," tulis IGPC.

Kendati, IGPC  menyatakan tetap memberikan dukungan nyata dalam menyukseskan misi kemanusiaan maritim terbesar dalam sejarah tersebut. 

Global Peace Convoy adalah sebuah gerakan bersama kemanusiaan warga dunia untuk berlayar menembus blokade Israel di Laut seraya membawa bantuan untuk warga di daratan Gaza.

Gaza saat ini sedang menjadi obyek agresi Israel dengan dalih memburu milisi Hamas sejak Oktober 2023 silam.

Mengutip dari Anadolu, Kemenkes di Gaza mencatat setidaknya 64.756 orang tewas di wilayah tersebut imbas agresi Israel sejak Oktober 2023 hingga Jumat (12/9) lalu.

Dan, jumlah itu masih meningkat seiring bombardir serangan yang masih terjadi hingga Sabtu (13/9) malam kemarin.

Sejak 2 Maret lalu, rezim zionis Israel menutup seluruh akses ke Gaza sehingga menghambat pengiriman bantuan. Hal itu membuat 2,4 juta warga di sana, termasuk jurnalis dan pekerja kemanusiaan terancam bencana kelaparan.

Sementara itu, serangan demi serangan masih terus dilontarkan Israel ke Gaza. Kemenkes yang dijalankan faksi Hamas menyatakan dari 64 ribu korban tewas sejak Oktober lalu, 12.206 di antaranya terbunuh sejak 18 Maret 2025 ketika Israel kembali memborbardir Gaza.

Read Entire Article
Korea International