Alasan Christine Hakim hingga Syahrini ke Festival Film Cannes 2025

8 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Puluhan pembuat film hingga aktor Indonesia berpartisipasi di Cannes Film Festival 2025 pada 13-24 Mei 2025. Mereka dikirim untuk hadir sebagai delegasi Indonesia dan terlibat di berbagai program Cannes 2025.

Christine Hakim, aktris senior yang juga ikut ke Cannes 2025, mengatakan puluhan delegasi itu datang untuk menampilkan proyek terbaru mereka. Ia juga ungkap keterlibatan ini sebagai momen memamerkan gelombang baru atau new wave sinema Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami membawa pembuat film muda yang berbakat untuk memamerkan gelombang baru ini," ujar Christine Hakim kepada AFP, Rabu (14/5).

"Ini penting untuk masa depan sinema Indonesia dan saya percaya dampaknya akan sangat signifikan," lanjutnya.

Delegasi yang dikirim ke Cannes itu berasal dari berbagai generasi, mulai dari Christine Hakim, Reza Rahadian, Garin Nugroho, Razka Robby Ertanto, Chelsea Islan, Angga Dwimas Sasongko, hingga Yosep Anggi Noen.

Produser hingga sutradara film-film itu akan menjual proyek mereka di Cannes Film Market yang dikenal sebagai salah satu pasar film tertua dan terbesar di dunia. Mereka mencari kolaborator untuk pendanaan, pemasaran, atau distribusi proyek masing-masing.

[Gambas:Video CNN]

Sebagian besar proyek yang menjadi delegasi Indonesia di Cannes Film Market alias Marché du Film de Cannes, yakni Jumbo, Ikatan Darah, Pangku, Monster Pabrik Rambut, hingga proyek biopik Rose Pandanwangi.

Ada pula sineas yang datang membawa proyek baru mereka, seperti proyek film laga Ratu Malaka dari sutradara Angga Sasongko.

Kemudian, produser Yulia Evina Bhara hadir sebagai salah satu juri program Cannes Critics' Week. Ia juga menjadi co-producer untuk film Renoir yang ikut berkompetisi di penghargaan Palme d'Or.

Selain para delegasi, Syahrini yang sudah lama tak muncul ke layar kaca juga melenggang di karpet merah Festival Film Cannes 2025, salah satunya pada Jumat (16/5) waktu setempat.

Kedatangan Syahrini ke Cannes adalah untuk menerima penghargaan Outstanding Achievement in Entertainment, Influence, & Global Cultural Impact dari UNESCO.

"Saya datang ke Cannes untuk menerima penghargaan bergengsi & luar biasa Dari UNESCO melalui platform Listen To Her Parole," tulis Syahrini dalam unggahannya di Instagram pada Sabtu (17/5).

Sementara itu, kedatangan kali ini turut menjadi comeback Christine Hakim di Cannes Film Festival. Ia pernah menghadiri ajang tersebut puluhan tahun lalu, ketika menjadi bintang Tjoet Nja' Dhien (1988).

Tjoet Nja' Dhien mencetak sejarah sebagai film Indonesia pertama yang tayang di Cannes Film Festival pada 1989. Christine Hakim kemudian kembali ke Cannes ketika menjadi produser film Daun di Atas Bantal (1998).

Beberapa tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai juri Festival Film Cannes bersama bintang Hollywood lainnya, yakni David Lynch, Sharon Stone, dan Michelle Yeoh.

Momen comeback ini lantas menjadi kesempatan bagi Christine Hakim untuk membalas segala kebaikan orang-orang terhadapnya, terutama sutradara Prancis Pierre Rissient yang dulu 'membawa' Tjoet Nja' Dhien ke Cannes.

"Saya harus berada di sana untuk melakukan hal yang sama untuk film Indonesia dan Asia seperti Pierre," ujar Hakim.

"Saya senang kembali ke Cannes untuk pembuat film muda Indonesia karena saya harus balik memberikan sesuatu untuk mereka, sama seperti apa yang telah diberikan sinema kepada saya," lanjutnya.

(frl/chri)

Read Entire Article
Korea International