Jakarta, CNN Indonesia --
Ban mobil sebagai satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan memiliki andil besar terhadap keselamatan.
Abai pada kesehatan ban berisiko menimbulkan masalah serius. Salah satu yang ekstrem adalah ban pecah mendadak yang dapat berujung kecelakaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ban pecah dapat disebabkan berbagai faktor, di antaranya sebagai berikut:
1. Tekanan udara berlebihan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan udara terlalu tinggi atau terlalu rendah sama-sama menimbulkan masalah pada ban mobil. Maka itu penting memeriksa tekanan ban secara berkala untuk memastikan sesuai yang direkomendasi produsen.
Ban dengan tekanan udara tinggi memiliki permukaan yang lebih menonjol di bagian tengah sehingga membuatnya cepat aus dan daya cengkeramnya berkurang.
2. Tekanan udara kurang
Sementara tekanan udara rendah membuat dinding ban menekuk berlebihan bahkan bisa sampai bergesekan dengan bibir pelek hingga menyebabkan panas berlebihan kemudian berpotensi mengakibatkan ban pecah tiba-tiba.
3. Ban aus atau usia ban terlalu tua
Ban yang sudah aus atau menipis tidak mampu lagi menahan benturan keras saat melewati jalan-jalan yang penuh lubang, kerikil tajam atau gundukan. Kondisi ini menjadi pertanda ban harus segera diganti untuk menghindari pecah tiba-tiba.
Permukaan ban yang tampak bagus juga tidak bisa dijadikan indikator kesehatan karena ada batas usia ideal ban layak pakai. Secara umum penggantian ban dilakukan antara tiga sampai lima tahun sekali demi keselamatan pengendara.
4. Kelebihan beban
Produsen telah menetapkan ketentuan resmi terkait kapasitas beban maksimal yang biasanya tercantum dalam kode Load Index pada dinding ban. Beban yang terlalu berat menyebabkan ban bekerja terlalu keras, meningkatkan suhu secara berlebihan dan memperparah risiko ban pecah.
Pastikan beban yang diangkut kendaraan masih berada dalam kapasitas wajar sesuai ketetapan untuk menjaga kesehatan ban dalam jangka panjang.
5. Kondisi jalan ekstrem
Ban yang terlalu sering melewati jalanan tidak rata, penuh kerikil tajam, lubang atau gundukan akan berisiko pecah. Ketika ban menghantam jalanan ekstrem ini dalam kecepatan tinggi, dinding ban dapat sobek dan benang kawat di dalamnya menjadi putus.
Ketika struktur ban rusak, ketahanannya akan berkurang drastis sehingga dapat pecah sewaktu-waktu. Ban yang pecah di perjalanan dapat berakibat pada kecelakaan serius.
6. Temperatur ekstrem
Ban mobil yang diforsir terus menerus tanpa berhenti dapat menghasilkan panas ekstrem akibat gesekan dengan permukaan jalan. Suhu tinggi secara terus-menerus akan membakar karet ban dan meningkatkan tekanan udara di dalam ban yang berakibat pada ban pecah.
Sementara, suhu yang terlalu dingin menurunkan tekanan udara di dalam ban. Tekanan ban yang turun drastis meningkatkan risiko dinding ban sobek yang lebih jauh memicu ban pecah.
7. Kualitas ban tidak standar
Ban yang tidak sesuai dengan standar produsen, baik dari segi ukuran, Load Index, dan kualitas karet akan meningkatka risiko ba pecah.
Pilihlah ban yang memenuhi standar produsen dan memiliki sertifikasi resmi seperti SNI untuk menghindari risiko kasus ban pecah.
8. Kerusakan pada pelek
Pelek penyok, retak atau tidak presisi menghasilkan tekanan tidak merata pada ban. Alhasil, bagian tertentu mengalami gesekan yang lebih sering dari bagian lainnya sehingga berisiko memicu sobek dan lebih jauh ban pecah.
9. Lalai periksa rutin
Pemeriksaan atau servis berkala penting untuk menjaga keseluruhan kondisi ban agar mengantisipasi risiko ban pecah. Servis ban yang penting untuk dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan angin, kondisi dinding ban, kedalaman tapak ban, rotasi ban serta spooring-balancing.
Infografis Siasat Aman Atasi Ban Mobil Pecah. (CNNIndonesia/Basith Subastian)
(iqb/fea)
















































