CNN Indonesia
Selasa, 22 Apr 2025 14:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Mahkamah Agung (MA) karena menghentikan sementara deportasi warga Venezuela pada pekan lalu.
Trump mengklaim telah berusaha untuk menyingkirkan penjahat, tetapi keinginan itu berbanding terbalik dengan pengadilan.
"Tim saya hebat, melakukan pekerjaan yang luar biasa. Namun, mereka di setiap kesempatan mereka dihalangi bahkan oleh Mahkamah Agung AS, yang sangat saya hormati, yang saya hormati," kata Trump di Truth Social pada Senin (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump mengatakan MA tak ingin Gedung Putih mengirim penjahat dan teroris ke Venezuela atau negara mana pun.
"Dalam hal ini orang-orang yang datang ke sini secara ilegal," imbuh dia.
Trump terus menyebut MA diintimidasi kaum kiri radikal yang berperan bak wasit. Dia juga sesumbar jika Amerika Serikat tak mengeluarkan orang-orang yang masuk daftar deportasi maka tak akan ada negara ini lagi.
"Jika kita tidak mengeluarkan penjahat ini dari Negara kita, kita tidak akan memiliki Negara lagi," ucap dia.
Lebih lanjut, Trump mengatakan AS tak bisa mengadili semua orang. Jika hal tersebut dilakukan maka akan memakan waktu hingga ratusan tahun.
Pada akhir pekan lalu, MA memblokir kebijakan kontroversial Trump yang akan mendeportasi warga Venezuela tak terdokumentasi tanpa proses hukum.
Dalam perintah darurat MA, pemerintah diarahkan untuk tak memindahkan siapa pun dari kelompok tahanan yang dimaksud dari wilayah AS hingga ada perintah lebih lanjut.
Sebelum itu, pemerintah Trump mengajukan permohonan ke MA agar mencabut larangan penggunaan Undang-Undang Alien Enemies Act dan menerapkan kembali untuk mendeportasi individu yang dituduh teroris.
Mereka menyebut jika MA melarang penetapan UU itu maka pengadilan harus membuka jalan agar deportasi tetap bisa dilakukan melalui undang-undang lain.
Di periode kedua menjadi presiden AS, Trump menerapkan kebijakan imigrasi secara ketat.
Beberapa di antaranya memperluas hukuman mati bagi kriminal dan imigran, mengusir imigran gelap, dan menangguhkan kedatangan para pencari suaka.
Kurang dari sepekan setelah dilantik, Trump sudah menangkap ratusan imigran tak berdokumentasi dan siap mendeportasi mereka.
(isa/bac)