CNN Indonesia
Senin, 14 Apr 2025 12:00 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyebut XL Axiata memiliki tenggat waktu hingga akhir 2026 untuk mengembalikan frekuensi sebesar 7,5 MHz di frekuensi 900 MHz pasca mergernya dengan Smartfren.
"Deadline-nya sebenarnya pengembaliannya di frekuensi 900 MHz, 7,5 MHz itu akhir tahun 2026," ujar Dirjen Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto di Jakarta, Jumat (11/4).
Meski memiliki deadline atau tenggat waktu hingga 2026, Wayan menyebut frekuensi ini sudah bisa dilelang pada awal 2026. Dengan demikian, operator seluler yang memenangkan spektrum tersebut bisa segera memanfaatkannya usai dikembalikan XL Axiata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan sudah bisa untuk melakukan pelelangan atau mungkin market sounding untuk pemanfaatan frekuensi ini di awal tahun 2026. Nanti 2026 berproses lelang. Pada saat dikembalikan langsung kita serahkan pada pemenang yang akan menggunakan," tuturnya.
Sebagai informasi, XLSmart harus mengembalikan sebanyak 2x7,5 MHz di frekuensi 900 MHz ke negara imbas merger antara XL Axiata dan Smartfren. Spektrum yang harus dikembalikan ini adalah yang dimiliki XL Axiata.
Sebelumnya, XLSmart menyebut kewajiban pengembalian spektrum ini sesuatu yang bagus. Hal ini dinilai akan memperkuat posisi mereka dalam kompetisi operator seluler.
"Kalau kami melihat mengenai penarikan spektrum untuk 900 MHz ini, kami merasa jika sampai terjadi, ini dapat memperkuat posisi kompetisinya kita. XLSmart bisa lebih meningkatkan efisiensi operasional kita, dan kita bisa lebih mempercepat bagaimana caranya kita memonetisasi layanan digital," ujar Direktur & CFO XLSmart Antony Susilo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/3).
Antony mengatakan hal tersebut membuat pihaknya bisa lebih fokus untuk investasi di sektor lain, mulai dari 5G hingga jaringan berbasis kecerdasan buatan (AI).
"Langkah ini memungkinkan XLSmart untuk lebih banyak fokus untuk investasinya di 5G. Kita bisa fokus ke 5G, ke AI-driven network, dan juga kepada layanan digital lainnya yang bernilai lebih tinggi," tutur Antony.
"Intinya, kita ingin fokus kepada hal-hal yang sifatnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan dan peningkatan untuk nilai para stakeholders kita," imbuhnya.
(lom/mik)