Suzuki: Target Netralitas Karbon Bukan Memperbanyak Mobil Listrik

2 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 06 Nov 2025 06:30 WIB

Suzuki Motor Corporation menganggap untuk mencapai netralitas karbon bukan cuma bisa menggunakan teknologi mobil listrik. Suzuki Motor Corporation menganggap untuk mencapai netralitas karbon bukan cuma bisa menggunakan teknologi mobil listrik. (CNNIndonesia/Febri Ardani)

Jakarta, CNN Indonesia --

Suzuki Motor Corporation (SMC) mengejawantahkan filosofi multi-pathway untuk netralitas karbon dengan menciptakan berbagai teknologi termasuk hybrid dan flexy fuel. Perusahaan yang berlokasi di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang ini mengatakan mobil listrik (BEV) bukan satu-satunya solusi mencapai upaya global menyeimbangkan emisi karbon di Bumi.

"Kami multi-pathway. BEV bukan satu-satunya solusi untuk netralitas karbon. Ada banyak cara yang kami lihat, salah satunya adalah bioefuel dan kami sudah mengenalkan Fronx FFV (Flexy Fuel Vehicle). Ini cuma salah satu contoh apa yang bisa kami lakukan," ujar Masafumi Harano, Executive General Manager Asia and Latin America and Oceania Automobile Dept Global Automobile Marketing SMC, di Hamamatsu, Kamis (30/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suzuki telah mengenalkan Fronx FFV di Japan Mobility Show 2025. SUV lima penumpang yang sangat populer di India, Jepang dan Indonesia ini dimodifikasi hingga bisa minum bensin jenis bioetanol.

Sejauh ini Fronx FFV masih berupa mobil konsep, namun utilitasnya diharapkan bisa mengikuti sepeda motor Gixxer 250 FFV di India yang dapat menggunakan bioetanol 85 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Fronx FFV, Suzuki juga memamerkan varian baru SUV Victoris berteknologi Compressed Biomethane Gas (CBG).

"Contoh lainnya biometana, itu juga potensial," tutur Harano.

SUV Victoris berteknologi Compressed Biomethane Gas (CBG) mejeng di Japan Mobility Show (JMS) 2025.SUV Victoris berteknologi Compressed Biomethane Gas (CBG) mejeng di Japan Mobility Show (JMS) 2025. (CNNIndonesia/Febri Ardani)

"Bila membicarakan netralitas karbon, targetnya bukan memperbanyak BEV. Itu adalah berusaha mengurangi gas rumah kaca. Berapa banyak gas rumah kaca yang bisa Anda kurangi, itulah tujuannya," katanya lagi.

Dari sudut pandang itu Harano menganggap biometana lebih masuk akal. CBG merupakan gas biometana yang didapat dari pembusukan bahan organik, jenis bahan bakar ini dianggap lebih ramah lingkungan karena terbarukan dan dapat diproduksi dalam waktu relatif singkat.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International