Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 44 Orang Sejak Sabtu Dini Hari

1 hour ago 1

CNN Indonesia

Sabtu, 27 Sep 2025 15:39 WIB

Salah satu serangan paling mematikan Israel ke Gaza sejak Sabtu dini hari ini adalah terhadap sebuah rumah keluarga di kamp pengungsi Nuseirat. Ilustrasi. Foto kala serangan udara Israel menghantam salah satu titik di Gaza, Palestina, beberapa waktu lalu. (AFP/MOHAMMED ABED)

Jakarta, CNN Indonesia --

Setidaknya 44 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan Israel di seluruh Jalur Gaza sejak Sabtu (27/9) dini hari waktu setempat.

Mengutip dari Aljazeera, salah satu serangan paling mematikan Israel ke Gaza sejak Sabtu dini hari ini adalah terhadap sebuah rumah keluarga di kamp pengungsi Nuseirat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pada hari ini juga, seorang bocah Palestina di Tepi Barat tewas karena tembakan tentara Israel. Kantor Berita Palestina, Wafa, memberitakan bocah itu tewas karena luka tembak setelah tentara Israel melakukan bombardir tembakan ke kamp pengungsi Arroub di Tepi Barat.

Tentara Israel juga melontarkan gas air mata yang berdampak pada puluhan warga Palestina yang berada di kamp pengungsi itu.

Sementara itu, mengutip dari Anadolu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pasukan Israel mengintensifkan serangan udara dengan frekuensi tinggi, rata-rata satu serangan setiap delapan hingga sembilan menit.

Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric yang mengutip data Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir operasi Israel meningkat pesat. Serangan besar-besaran Israle itu berdampak besar terhadap penduduk sipil di Gaza.

Dia mengatakan berdasarkan pantauan PBB,  sekitar 16.500 orang terpaksa mengungsi dari Gaza Utara ke Gaza Selatan dalam sehari. Gelombang pengungsian itu terjadi paling besar pada Kamis (25/9) lalu.

Dia mengatakan petugas bantuan dari PBB masih berada di jalur pengungsian untuk memberi pertolongan pertama, dukungan psikososial, merujuk ke layanan khusus jika perlu, dan menyampaikan informasi risiko bahan peledak kepada pengungsi baru.

Namun, Dujarric memperingatkan bahwa tantangan di lapangan semakin berat.

Selain itu, sejauh ini ratusan ribu orang memilih tetap bertahan dan tinggal di Kota Gaza di tengah kondisi tidak aman. Mereka sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan karena layanan penting banyak yang ditutup atau harus direlokasi.

Mengenai pembatasan akses bantuan oleh otoritas Israel, Dujarric menyebut dari 15 upaya koordinasi yang diajukan untuk mendukung warga di berbagai wilayah Gaza, hanya tujuh yang difasilitasi sepenuhnya pada tengah pekan ini.

Dia mengingatkan bawha PBB mendesak Israel agar memfasilitasi penuh operasi kemanusiaan, termasuk pergerakan bantuan tanpa hambatan masuk dan melintasi Gaza.

Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 3.000 warga Palestina, setengahnya anak-anak, telah mengungsi akibat serangan pemukim ilegal dan pembatasan akses oleh Israel sejak Oktober 2023.

(kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International