Review Film: Jumbo

2 days ago 7

Jumbo berhasil mengaduk hati dengan cerita hangat yang memantik tawa, haru, dan penuh makna.

Jakarta, CNN Indonesia --

Jumbo berhasil mengaduk hati dengan cerita hangat yang memantik tawa, haru, dan penuh makna. Namun, di balik itu, terselip rasa bangga dalam hati karena kreator Indonesia akhirnya melahirkan film animasi bergengsi lewat karya ini.

Di tangan sutradara Ryan Adriandhy dan 400 lebih kreator yang terlibat, Jumbo membawa industri animasi lokal ke level yang lebih tinggi dan semakin menjanjikan. Film ini menjelma menjadi tontonan seru anak-anak yang juga sanggup menyentuh hati orang dewasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eksekusi animasi Jumbo menjadi highlight utama yang begitu menyita perhatian. Saya berulang kali dibuat kagum dan tak menyangka ketika menyaksikan film itu diputar di layar lebar.

Kualitas animasi yang jempolan itu terlihat dari berbagai elemen, termasuk desain para karakter yang muncul dalam cerita. Setiap karakter dalam Jumbo tampak digarap dengan perhatian dan dedikasi tinggi.

Keuletan itu membuat masing-masing karakter dikemas dengan desain yang khas. Ryan juga menggarap karakter Jumbo sedetail mungkin, termasuk memperhatikan tekstur dan gerakan mereka di setiap adegan.

Film Animasi Indonesia Jumbo (2025). (Visinema Studios)Review film: Jumbo berhasil mengaduk hati dengan cerita hangat yang memantik tawa, haru, dan penuh makna. (Visinema Studios)

Visualisasi cerita Don, sang karakter utama, dan teman-temannya di Kampung Seruni juga terasa bagaikan perpaduan antara imajinasi yang menembus batas dengan sentuhan personal dari Ryan Adriandhy.

Formula gabungan itu membuat semesta Jumbo berwarna-warni, penuh fantasi, tapi masih terasa dekat di hati.

Selain menjadi elemen yang memanjakan mata, visualisasi film ini juga berperan sebagai pintu gerbang untuk benar-benar masuk dunia Don. Visual tersebut membantu penonton lebih mudah tenggelam mengikuti petualangan Don bersama teman-temannya.

Kualitas Jumbo menjadi semakin lengkap karena cerita yang disuguhkan tidak kalah memuaskan. Ryan Adriandhy yang menulis skenario bersama Widya Arifianti tampak menyadari bahwa aspek cerita sama pentingnya dengan aspek lain di film animasi.

Kesadaran itu mendorong Ryan dan Widya untuk membuat cerita Jumbo tersusun rapi dari awal hingga akhir. Mereka kemudian mengeksplorasi cerita itu sehingga tercipta berbagai adegan yang memancarkan banyak warna dan emosi.

Berangkat dari kecintaan Don terhadap buku dongeng peninggalan orang tua, film animasi ini membahas banyak topik tentang keluarga, persahabatan, hingga 'urusan' orang dewasa.

Film Animasi Indonesia Jumbo (2025). (Visinema Studios)Review film Jumbo: Berangkat dari kecintaan Don terhadap buku dongeng peninggalan orang tua, film animasi ini membahas banyak topik tentang keluarga, persahabatan, hingga 'urusan' orang dewasa. (Visinema Studios)

Berbagai topik yang berlapis itu untungnya dikemas sedemikian rupa agar mudah dipahami berbagai kalangan usia. Dengan begitu, satu lapisan cerita Jumbo cukup untuk memancing perhatian anak-anak, sementara lapisan yang lain hadir untuk menyentuh hati orang-orang dewasa.

Ryan, yang juga dikenal sebagai komika, pun tak sungkan bermain-main dengan pikirannya. Berbagai momen mampu membuat saya tersenyum karena terasa seperti 'bit' komedi khas sang sutradara.

Salah satu yang paling kentara yaitu rentetan wordplay nyeleneh yang tersebar di berbagai dialog, adegan, bahkan menjadi Easter egg di latar cerita.

Sentuhan khas Ryan Adriandhy yang tampak di Jumbo juga muncul dalam penulisan dialog. Berbagai kalimat yang diucapkan karakter itu dibuat berima, sehingga dialognya kian nyaman masuk telinga.

Penulisan skenario yang bagus itu pun mampu membangun cerita Jumbo menjadi betah diikuti karena setiap babaknya menyuguhkan keseruan yang terus meningkat.

Intensitas yang berlipat itu mencapai titik puncak pada akhir cerita. Ujung cerita itu menyimpulkan petualangan Geng Jumbo dengan memuaskan.

Selain itu, Ryan Adriandhy juga menutup film tersebut dengan adegan emosional yang begitu mengharukan dan mengoyak hati orang dewasa. Adegan itu disempurnakan dengan soundtrack Jumbo berjudul Selalu Ada di Nadimu dari Bunga Citra Lestari yang membekas di hati.

Di luar urusan cerita dan visual, narasi yang ingin disampaikan ke penonton berkat deretan pengisi suara. Prince Poetiray, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, Quinn Salman, hingga M. Adhiyat memancarkan pesona mereka sebagai pengisi suara karakter anak-anak di Jumbo.

Artis bertabur bintang kemudian mendampingi ketika mengisi suara karakter dewasa, mulai dari Ariel NOAH, Bunga Citra Lestari, Ratna Riantiarno, Angga Yunanda, Cinta Laura, Kiki Narendra, hingga Ariyo Wahab.

Penampilan mereka menjadi semakin spesial karena para pengisi suara justru 'bekerja' lebih dahulu dibanding animasinya. Dengan begitu, mereka mengisi suara tanpa melihat ekspresi atau gestur karakter dalam animasi.

[Gambas:Video CNN]

Metode ini memantik para pengisi suara untuk mengerahkan imajinasi mereka supaya dialog yang terucap terkesan nyata saat diterjemahkan ke medium animasi.

Sebagai salah satu lineup film Lebaran 2025, Jumbo layak dinobatkan sebagai tontonan yang paling cocok untuk disaksikan bersama sanak saudara.

Film ini sanggup merangkul semua kalangan usia karena ceritanya yang universal dan menawarkan banyak aspek pemikat hati. Jumbo akan menjadi tontonan yang membekas di hati penonton anak-anak, sekaligus menghangatkan hati penonton dewasa.

Perayaan Lebaran--yang kerap dimaknai sebagai hari kemenangan--juga menjadi momen sempurna untuk merayakan Jumbo sebagai capaian baru film animasi Indonesia.

[Gambas:Youtube]

(end)

Read Entire Article
Korea International