CNN Indonesia
Jumat, 12 Des 2025 18:55 WIB
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menilai masih terlalu dini bertemu Menpan RB Rini Widyantini untuk membahas nasib PNS Bea Cukai. (CNN Indonesia/Sakti Darma Abhiyoso).
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai masih terlalu dini bertemu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Rini Widyantini untuk membahas nasib PNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
"Masih terlalu dini untuk ngomong dengan Menpan RB (Rini) tentang pembekuan pegawai. Masih belum ke sana langkahnya," ucap Purbaya selepas Peresmian Alat Pemindai Peti Kemas di Terminal 3 dan Terminal Mustika Alam Sari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (12/12).
Ia menegaskan langkah yang akan ditempuh dalam satu tahun ke depan adalah perbaikan Bea Cukai. Purbaya ingin menerapkan teknologi yang canggih dan melatih para pegawai direktorat tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sudah mulai terlihat keseriusan niat memperbaiki diri di internal Bea Cukai.
Hal itu terlihat dari peluncuran alat pemindai peti kemas (X-Ray) serta inovasi digital bernama Self Service Report Mobile (SSR-Mobile) dan Trade AI.
Penggunaan alat pemindai, menurut Purbaya, bisa memperkuat transparansi dan keamanan arus barang hingga menutup celah kecurangan. Di lain sisi, kecanggihan Trade AI juga diklaim sanggup mencegah praktik underinvoicing.
"Artinya, mereka (Bea Cukai) mampu. Emang perlu didorong-dorong aja, digebuk-gebuk, dorong-dorong lah. Ini mereka orang pintar, jadi kita gak usah khawatir," tuturnya optimistis.
"Nanti kalau setahun ke depan gak ada kemajuan, mungkin kita akan mikir hal itu (pembekuan Bea Cukai dan merumahkan 16 ribu pegawai). Tapi kalau sudah maju, sudah bagus, buat apa lagi?" sambungnya.
Sebelumnya, Menpan RB Rini Widyantini mengaku meminta waktu Purbaya untuk membahas nasib 16 ribu pegawai Bea Cukai yang terancam dirumahkan.
Ia mengaku belum sempat berdiskusi langsung dengan Purbaya mengenai permasalahan pegawai Bea Cukai. Rini menyebut sang Bendahara Negara masih ada beberapa agenda lain.
"Tentunya saya harus lihat apakah lembaganya atau sistemnya yang memang harus diperbaiki, baru kita bicara orangnya. Jadi, saya memang belum ada diskusi dengan beliau (Purbaya)," ujar Rini usai Konferensi Pers Perkembangan Proses Aksesi OECD di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (11/12) lalu.
(skt/sfr)















































