Pramugari Meninggal Usai Kelelahan, Maskapai Tetap Tagih Surat Cuti

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pramugari maskapai Eva Air meninggal dunia tak lama setelah menyelesaikan penerbangan panjang, diduga akibat kelelahan kerja ekstrem. Tragedi ini menimpa pramugari bermarga Sun (34) dalam penerbangan BR 95 dari Bandara Milan Malpensa ke Bandara Internasional Taoyuan Taipei (TPE) pada 25 September 2025.

Dikutip dari BBC, Sabtu (18/10), Sun dilaporkan sudah menunjukkan tanda-tanda sakit dalam penerbangan keberangkatan ke Italia, dan kondisinya memburuk saat perjalanan pulang yang memakan waktu 13 jam.

Namun, alih-alih menunjukkan empati, manajer kabin diduga menginstruksikan Sun untuk terus bekerja selama penerbangan dan tidak menghubungi layanan konsultasi medis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang saksi mata bahkan menyebut manajer kabin menolak mengatur tim medis saat pesawat tiba di Taiwan, memaksa Sun keluar dari bandara sendiri meski dalam kondisi kesakitan parah.

Sun langsung dilarikan ke rumah sakit saat tiba di pangkalan Eva Air di Kota Taoyuan, Taiwan, namun ia akhirnya meninggal dunia pada 8 Oktober 2025.

Beberapa hari setelah kematian Sun, kontroversi makin meruncing ketika perwakilan Eva Air mengirimkan pesan singkat kepada mendiang, meminta bukti pengajuan cuti selama dirawat di rumah sakit. Keluarga Sun membalas pesan tersebut dengan melampirkan salinan surat kematian.

Kejadian ini memicu kemarahan publik dan kritik tajam terhadap budaya kerja Eva Air. Petinggi maskapai lantas menggelar konferensi pers dan menyampaikan permohonan maaf kepada Sun dan keluarganya.

"Kepergian Sun adalah duka yang mendalam bagi kami selamanya," kata Presiden Eva Air, Sun Chia-Ming.

Pejabat senior Eva Air mengklaim pesan permintaan bukti cuti adalah kesalahan internal yang dilakukan karyawan. Pihak maskapai berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian Sun dengan sikap yang paling bertanggung jawab.

Catatan penerbangan menunjukkan bahwa Sun, yang bergabung dengan Eva Air pada 2016, telah terbang rata-rata 75 jam per bulan dalam enam bulan terakhir, angka yang masih berada dalam batas regulasi penerbangan.

Namun, data dari Kantor Berita Pusat Taiwan (CNA) mencatat bahwa sejak 2013, Eva Air telah didenda sebanyak tujuh kali, sebagian besar karena pelanggaran yang berkaitan dengan staf yang bekerja lembur melebihi batas waktu.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International