PHR Bakal Genjot Produksi Minyak Blok Rokan Lewat Teknologi CEOR

21 hours ago 4

CNN Indonesia

Jumat, 17 Okt 2025 09:18 WIB

CEOR merupakan proses perolehan minyak yang tersisa di dalam reservoir. Sisa minyak itu tidak bisa diproduksi secara primary dan secondary recovery. CEOR merupakan proses perolehan minyak yang tersisa di dalam reservoir. Sisa minyak itu tidak bisa diproduksi secara primary dan secondary recovery. (Foto: CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Pekanbaru, CNN Indonesia --

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bakal menggenjot produksi minyak di Blok Rokan melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (CEOR) atau pengolahan minyak lanjutan berbasis kimia.

Sr. Engineer Petroleum PHR Kaisar Agus Dely Putra menjelaskan CEOR merupakan proses perolehan minyak yang tersisa di dalam reservoir, yang tidak bisa diproduksi secara primary dan secondary recovery, dan kemungkinan jumlahnya masih sangat besar.

Ia menjelaskan tujuan utama penerapan CEOR ini adalah untuk mencapai target peningkatan produksi minyak nasional dan mendukung ketahanan energi Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proyek ini sekarang sedang dalam tahap konstruksi, belum mulai operasi," ujar Kaisar di CEOR Minas, Pekanbaru, Kamis (16/10).

Proyek CEOR Lapangan Minas tahap 1 direncanakan dapat dimulai pada akhir Desember 2025 dengan target penambahan produksi sekitar 2.800 barel per hari (bph).

Penambahan produksi minyak diperkirakan mulai terlihat di pertengahan tahun 2026 sejak injeksi kimia dilakukan.

"Target operasi kita 2.800 barel per hari. Kalau proyek ini berhasil, bukan hanya meningkatkan produksi di Minas, tapi juga membuktikan Indonesia mampu mengelola lapangan tua dengan inovasi teknologi sendiri," ungkap Kaisar.

Wilayah Kerja (WK) Rokan memiliki luas wilayah 6.400 km2 dengan 12.600 sumur aktif, didukung 35 stasiun pengumpul, dan 13.200 km jaringan pipa alir dan 500 km jaringan shipping line.

Pada awal Januari lalu, Bahlil Lahadalia sempat pamer lifting minyak naik di era kepemimpinannya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya dalam dua bulan terakhir. Ia mengaku langsung melakukan beberapa perubahan demi menggenjot lifting minyak.

Pada September 2024, produksi minyak sekitar 575 ribu sampai 580 ribu bph. Kemudian dua bulan berikutnya yakni November-Desember 2024 mencapai 600 ribu sampai 602 ribu bph.

Kendati demikian, Bahlil mengungkapkan konsumsi saat ini membutuhkan sekitar 1,6 juta bph. Atas dasar itu, Indonesia melakukan impor sekitar 1 juta bph.

"Kami targetkan, tadi arahan bapak presiden, 2028-2029 lifting kita harus mencapai 1 juta barel per day agar kita mampu untuk tidak melakukan impor minyak lagi pada tahun 2029," kata Bahlil.

[Gambas:Video CNN]

(ryn/pta)

Read Entire Article
Korea International