Pergerakan Tanah di Desa Tandihat Tapsel, Warga Minta Direlokasi

3 hours ago 14

Medan, CNN Indonesia --

Pergerakan tanah masih terus terjadi di Desa Tandihat, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut).

Warga meminta segera direlokasi karena sudah merasa tidak aman tinggal di kampung mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mengatakan warga Desa Tandihat menjadi prioritas utama direlokasi karena kondisi tanah yang masih bergerak dan membahayakan keselamatan warga.

"Bupati memberikan dua alternatif lokasi, satu di sini dan satu lagi di Sipirok Setelah kita dengar langsung aspirasi masyarakat, warga di sini memang sudah meminta untuk pindah," kata Bobby Nasution didampingi Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu, Minggu (28/12).

Bobby telah menyiapkan lahan rencana pembangunan rumah hunian tetap (huntap) bagi korban banjir dan longsor di Desa Sibongbong, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan.

"Huntap ini gratis untuk warga. Warga meminta segera direlokasi karena pemukiman mereka saat ini sudah merasa tidak aman dan nyaman untuk ditempati lagi," ia memaparkan.

Menurut Bobby hingga saat ini pergerakan tanah masih terus terjadi di permukiman lama warga Tandihat, terutama saat hujan turun.

"Sampai hari ini, kalau hujan, siang hari bahkan malam hari, tanahnya masih bunyi, masih bergerak. Artinya, kondisi ini tidak aman untuk dihuni," ujarnya.

Bobby menambahkan seluruh warga Desa Tandihat sepakat untuk direlokasi, berbeda dengan opsi lokasi di Sipirok yang masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

"Kalau yang di Sipirok, sebagian masih mau, sebagian tidak. Masih tahap diskusi. Karena itu, kita akan sampaikan ke Kementerian PKP agar pembangunan hunian tetap diprioritaskan di lokasi ini," tegasnya.

Sementara itu, Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan menjelaskan jumlah warga terdampak di Desa Tandihat mencapai 186 kepala keluarga (KK). Lokasi yang direkomendasikan Badan Geologi dinilai layak untuk pembangunan hunian tetap.

"Jumlahnya 186 KK. Sebelumnya ada lahan dari PTPN, tetapi tidak direkomendasikan oleh Badan Geologi. Rekomendasinya justru di lokasi ini," jelasnya.

Lahan yang akan digunakan merupakan kebun salak milik masyarakat seluas sekitar dua hektare. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, kata Bupati, siap melakukan pembebasan lahan demi percepatan pembangunan hunian tetap.

"Pak Gubernur langsung menyampaikan bahwa pembebasan lahan masyarakat seluas dua hektare ini akan difasilitasi oleh Provinsi," pungkasnya.

(fnr/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International