CNN Indonesia
Rabu, 29 Okt 2025 12:04 WIB
Ilustrasi. Seorang pengacara dikeroyok dan ditembak di Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Foto: iStockphoto/Herwin Bahar)
Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi menyebut motif pelaku melakukan pengeroyokan dan menembak pengacara berinisial WA (34) di Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena merasa kesal korban masuk ke lokasi sengketa lahan yang dijaga kelompok pelaku.
Dalam kasus ini Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menangkap pelaku berinisial HD (37).
"Pelaku merasa kesal karena korban dan rekan-rekannya memaksa masuk dan merusak gerbang di lokasi yang dijaga oleh kelompok pelaku," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Rabu (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada polisi, pelaku berinisial HD itu juga mengaku bahwa korban sempat mengintimidasi kelompoknya. Namun, Ade Ary tak menjelaskan lebih lanjut ihwal dugaan intimidasi yang dilakukan oleh korban.
"Dan korban mengintimidasi kelompok pelaku, seharusnya berkoordinasi dengan kelompok korban sebelum jaga di lokasi tersebut," ucap Ade Ary.
Saat ini, pelaku masih diperiksa secara intensif terkait aksi pengeroyokan dan penembakan yang dilakukannya.
Aksi pengeroyokan dan penembakan yang dialami WA terjadi di Jalan KH Mas Mansyur, tepatnya di sekitar Gedung Greenwood, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Selasa (28/10) sekitar pukul 07.28 WIB.
Akibat peristiwa itu korban mengalami luka tembak di bagian punggung kanan atas. Korban pun menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Roby sebelumnya menyebut peristiwa itu bermula dari keributan antar kelompok yang dipicu masalah sengketa lahan.
"Itu kelompok sama kelompok. (Lokasi kejadian) di tanah kosong. Iya masih ada masalah sengketa, betul (dipicu sengketa tanah kosong)," kata dia kepada wartawan, Selasa.
Disampaikan Roby, sebanyak 40 orang saksi telah dibawa ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk dimintai keterangan ihwal peristiwa tersebut. Selain itu, polisi juga menyita puluhan senjata tajam (sajam) hingga senapan angin.
"Di TKP kita amankan 20 sajam, tiga alat pukul, satu senapan angin," ujarnya.
(dis/wis)


















































