lom | CNN Indonesia
Kamis, 25 Des 2025 11:05 WIB
Natal dirayakan setiap 25 Desember sebagai kelahiran Yesus, meski tanggal tersebut masih diperdebatkan. Berbagai teori menjelaskan asal usul perayaan ini. (Foto: AFP/ANDREAS SOLARO)
Jakarta, CNN Indonesia --
Hari Raya Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember dirayakan secara global sebagai peringatan kelahiran Yesus Kristus. Meskipun menjadi pokok keimanan, sejumlah pakar berpendapat bahwa tanggal tersebut bukanlah hari lahir Yesus yang sebenarnya secara historis.
Hingga saat ini, tidak ada informasi pasti mengenai kapan tepatnya Yesus dilahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tersebut memicu berbagai penelitian untuk mencari tahu kaitan antara tanggal perayaan tersebut dengan sosok Yesus.
Sejumlah ahli meyakini bahwa Yesus lahir antara tahun 6 SM dan 4 SM, merujuk pada catatan Alkitab mengenai Raja Herodes Agung yang diduga memerintahkan pembunuhan bayi laki-laki berusia di bawah 2 tahun di Betlehem.
Penentuan tahun kelahiran Yesus masih menjadi bahan perdebatan panjang di kalangan ilmuwan. Sebagian besar ahli, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka "Herod: King of the Jews and Friend of the Romans: Second edition", mengikuti catatan sejarawan Romawi yang menyebut Herodes meninggal pada tahun 4 SM.
Namun, sejarawan lain seperti Reza Aslan meragukan peristiwa pembantaian bayi oleh Herodes karena dianggap tidak memiliki bukti sejarah yang kuat dalam kronik Yahudi maupun Romawi pada masa itu.
Tak hanya itu, banyak yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal tidak lebih dari sebuah legenda.
Para astronom juga mencoba menghubungkan fenomena "Bintang Betlehem" dengan peristiwa langit yang nyata untuk menentukan waktu kelahiran.
Salah satunya adalah sebuah artikel di Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society pada 1991 dari astronom Colin Humphreys yang mengusulkan bahwa bintang dongeng tersebut sebenarnya adalah komet yang bergerak lambat, yang dicatat oleh para pengamat Tiongkok pada tahun 5 SM.
Selain tahunnya, bulan kelahiran Yesus juga menjadi perdebatan. Salah satu teori menyatakan bahwa Bintang Betlehem mungkin adalah Venus dan Jupiter yang bersatu membentuk cahaya terang di langit, sebuah peristiwa langka yang terjadi pada bulan Juni tahun 2 SM.
Kemungkinan lainnya adalah Bintang Betlehem merupakan konjungsi antara Saturnus dan Jupiter, yang terjadi pada Oktober tahun 7 SM.
Ada juga spekulasi yang mengatakan Yesus lahir pada musim semi. Menurut pakar Ignacio L. Gotz, Yesus bisa saja lahir "pada akhir musim semi tahun itu karena kehamilan dimulai pada musim gugur setelah panen dan ada cukup uang untuk pesta pernikahan."
Matahari musim dingin
Terdapat beberapa teori utama yang menjelaskan mengapa Gereja Katolik memilih tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus.
Salah satu spekulasi kuat adalah keinginan Gereja Katolik Roma untuk menyelaraskan perayaan ini dengan fenomena titik balik Matahari musim dingin dan festival Saturnalia milik bangsa Romawi.
Gotz dalam bukunya berjudul "Jesus the Jew: Reality, Politics, and Myth-A Personal Encouter" menjelaskan pihak Gereja menggabungkan festival pagan yang populer ini dengan perayaan musim dingin agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan hari lahir Yesus.
Sebuah teori lain yang dikenal sebagai "Sejarah Agama" menyatakan bahwa umat Kristiani awal mengambil tanggal 25 Desember berdasarkan hari raya Sol Invictus (Dewa Matahari) di era Kekaisaran Romawi.
Pesta bangsa Romawi di halaman berikutnya...


















































