CNN Indonesia
Minggu, 02 Nov 2025 06:25 WIB
Morgan Stanley memperkirakan emas masih akan terus naik harganya hingga 2026, meski saat ini masuk zona overbought. (Istockphoto/ Gazanfer)
Jakarta, CNN Indonesia --
Raksasa investasi global Morgan Stanley memperkirakan harga emas bisa mencapai US$4.500 per-ounce atau 28,349 gram (sekitar Rp73 juta, kurs Rp16.200 per dolar AS) pada pertengahan 2026.
Proyeksi ini didorong oleh peningkatan permintaan fisik dari bank sentral dan dana investasi berbasis emas (exchange-traded funds/ETF) di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Pergerakan harga emas belakangan ini memang sudah masuk zona overbought berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), tetapi koreksi terakhir membuatnya lebih sehat dan menata ulang posisi pasar," tulis Morgan Stanley, Sabtu (1/11) seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morgan Stanley memperkirakan pembelian emas oleh ETF akan terus berlanjut seiring penurunan suku bunga global. Sementara itu, bank sentral masih akan membeli emas meski dengan laju yang lebih moderat, dan permintaan perhiasan diperkirakan tetap stabil.
Namun, Morgan Stanley mengingatkan risiko penurunan harga tetap ada. Salah satunya adalah potensi volatilitas yang dapat membuat investor beralih ke aset lain, atau kebijakan bank sentral yang mungkin mengurangi cadangan emas mereka.
Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak lebih dari 54%, menembus sejumlah rekor tertinggi pada 2025, termasuk posisi puncak US$4.381,21 per ounce (sekitar Rp71 juta) pada 20 Oktober lalu.
Namun, setelah itu harga terkoreksi lebih dari 8%.
Reli harga emas tahun ini dipicu oleh ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta aliran dana masuk ke ETF berbasis emas yang terus menguat.
(reuters/vws)


















































