Junta Myanmar Dikritik Tetap Serang Desa Saat Krisis Gempa Dahsyat

2 days ago 7

CNN Indonesia

Senin, 31 Mar 2025 03:04 WIB

Pihak antijunta mengatakan militer Myanmar tetap menyerang desa-desa meski negara sedang terguncang krisis gempa M 7,7. Pihak antijunta mengatakan militer Myanmar tetap menyerang desa-desa meski negara sedang terguncang krisis gempa M 7,7. (AFP/STR)

Jakarta, CNN Indonesia --

Gerakan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Myanmar yang kini dipimpin militer mengkritik junta pada hari Minggu karena melakukan serangan udara terhadap desa-desa ketika negara sedang terguncang gempa yang telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.

Reuters memberitakan bahwa Karen National Union, salah satu tentara etnis tertua di Myanmar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa junta "terus melakukan serangan udara yang menargetkan wilayah sipil, bahkan ketika penduduk sangat menderita akibat gempa bumi".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok tersebut mengatakan dalam keadaan normal, militer memprioritaskan upaya bantuan, tetapi yang terjadi sekarang malah fokus pada "pengerahan pasukan untuk menyerang rakyatnya".

Myanmar telah terkunci dalam perang saudara dengan beberapa kelompok oposisi bersenjata sejak kudeta pada 2021, ketika militer merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

Tak lama setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada Jumat, militer melakukan serangan udara menggunakan jet dan drone di negara bagian Karen, dekat markas besar KNU, menurut Free Burma Rangers, sebuah organisasi bantuan.

Myanmar diguncang gempa 7,7 skala Richter dengan pusat gempa berada di wilayah yang dikuasai pasukan junta, tetapi kehancurannya meluas dan memengaruhi beberapa wilayah yang dikuasai gerakan perlawanan bersenjata.

Pihak oposisi, Pemerintah Persatuan Nasional, yang mencakup sisa-sisa pemerintahan yang digulingkan pada 2021, mengatakan milisi antijunta di bawah komandonya akan menghentikan semua aksi militer ofensif selama dua minggu.

Richard Horsey, penasihat senior Myanmar di Crisis Group, mengatakan beberapa pasukan antijunta telah menghentikan serangan mereka tetapi pertempuran terus berlanjut di tempat lain.

"Rezim juga terus melancarkan serangan udara, termasuk di wilayah yang terkena dampak. Itu harus dihentikan," katanya.

Ia menambahkan bahwa rezim tidak memberikan banyak dukungan yang terlihat di wilayah yang dilanda gempa.

"Pemadam kebakaran setempat, kru ambulans, dan organisasi masyarakat telah dimobilisasi, tetapi militer - yang biasanya dimobilisasi untuk memberikan dukungan dalam krisis seperti itu - tidak terlihat," kata Horsey.

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International