Jakarta, CNN Indonesia --
Pameran yang menampilkan karya-karya animator Jepang terkenal dari Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, di kota Guangzhou, China selatan, ditunda karena hubungan antara kedua negara itu terus memburuk.
Studio Ghibli, studio anime pemenang Oscar yang didirikan bersama oleh Miyazaki, mengumumkan keputusan tersebut pada Selasa (9/12) tanpa memberikan alasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta maaf kepada para penggemar yang telah menantikan acara ini, dan dengan tulus berterima kasih atas pengertian dan dukungan Anda," kata pernyataan itu. "Kami berharap dapat bertemu Anda kembali dalam waktu dekat."
South China Morning Post pada Kamis (11/12) memberitakan pameran Hayao Miyazaki di Canton Tower Theatre awalnya dijadwalkan dibuka pada Hari Natal 2025 dan berlangsung hingga Oktober 2026.
Para penggemar yang telah mengatur perjalanan ke acara tersebut mengungkapkan kekecewaan mereka lewat unggahan di media sosial.
"Anak-anak saya adalah penggemar berat Hayao Miyazaki. Kami mengatur rencana perjalanan kami ke Guangdong begitu kami melihat berita tentang pameran ini," ujar seorang perempuan yang sudah membeli tiket penerbangan ke China.
Hayao Miyazaki merupakan kreator dari banyak judul film Studio Ghibli, seperti My Neighbor Totoro, Spirited Away, Princess Mononoke, Howl's Moving Castle, Ponyo, Kiki's Delivery Service, serta Castle in the Sky.
Karya-karya awalnya adalah The Castle of Cagliostro dan Nausicaä of the Valley of the Wind, sedangkan yang terbaru adalah The Boy and the Heron pada 2023.
Pembatalan acara Hayao Miyazaki memperpanjang daftar rencana perilisan film Jepang, konser, dan acara budaya yang telah dibatalkan atau ditunda menyusul perselisihan antara Jepang dan China.
Permasalahan itu dipicu komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bahwa serangan terhadap Taiwan dapat menjadi "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" bagi Jepang dan dapat memicu intervensi militer.
Beijing memandang Taiwan sebagai bagian dari China dan tidak pernah melepaskan penggunaan kekuatan untuk menyatukannya kembali dengan daratan utama.
Sedangkan Jepang, seperti kebanyakan negara, tidak mengakui pulau itu sebagai negara merdeka, tetapi mereka menentang setiap upaya untuk perebutan dengan kekerasan oleh China.
Selain Hayao Miyazaki, Ayumi Hamasaki yang merupakan penyanyi Jepang populer, harus membatalkan konser di Shanghai bulan lalu dan satu konser yang direncanakan di Makau bulan depan.
"Saya dengan tulus meminta maaf kepada semua orang yang menantikannya," tulisnya di media sosial pada hari Selasa. "Namun, saya tidak akan pernah menyerah pada masa depan, ikatan kita abadi."
Perselisihan itu juga berdampak pada perjalanan dan wisata antara kedua negara. China memperingatkan wisatawan dan pelajar untuk tidak pergi ke Jepang karena alasan keamanan. Beijing juga memberlakukan kembali larangan impor makanan laut Jepang.
Maskapai penerbangan China sudah menawarkan pengembalian dana gratis atau perubahan penerbangan bagi penumpang yang telah memesan tiket ke Jepang, kebijakan yang kini akan berlaku untuk semua pemesanan hingga Maret 2026.
Pada Kamis (11/12), Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan peringatan perjalanan kedua untuk Jepang, dengan alasan gempa bumi baru-baru ini.
(chri)

















































