Geger 1.000 Warga Korsel Kerja di Online Scam Kamboja

7 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Sekitar 1.000 warga Korea Selatan ditemukan bekerja di pusat online scam Kamboja.

Otoritas Korsel mendapati temuan ini saat menggelar investigasi kematian seorang pelajar Korsel di Kamboja yang sebelumnya dilaporkan diculik.

Penasihat Keamanan Korsel Wi Sung Lac pada Rabu (15/10) mengatakan bahwa sekitar 200.000 orang dari berbagai negara bekerja di pusat penipuan tersebut. Sekitar 1.000 di antaranya merupakan warga Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diperkirakan sekitar 200.000 orang dari berbagai negara bekerja di industri penipuan Kamboja, yang menargetkan korban di seluruh dunia, termasuk di Korea Selatan," kata Wi kepada wartawan, seperti dikutip AFP.

"Sejumlah besar warga Korea Selatan juga diperkirakan bekerja di sana. Meskipun angka pastinya sulit diverifikasi, namun otoritas domestik umumnya memperkirakan ada sekitar 1.000 orang," lanjut dia.

Seoul menyatakan 63 warga Korsel diyakini telah ditahan oleh pihak berwenang di Kamboja. Mereka termasuk orang-orang yang sebelumnya dilaporkan hilang.

"[Pemerintah] berkomitmen memulangkan semua warga negara Korea Selatan," ujar Wi.

Korsel geger usai seorang pelajar Seoul meninggal dunia akibat disiksa. Ia sebelumnya dilaporkan diculik oleh kelompok kriminal di Kamboja.

Jasadnya ditemukan di dalam truk pikap pada 8 Agustus. Hasil investigasi dan autopsi menunjukkan bahwa sang pelajar meninggal akibat penyiksaan berat, dengan memar dan luka tersebar di sekujur tubuhnya, demikian menurut pengadilan Kamboja.

Tiga warga China didakwa atas pembunuhan dan penipuan daring dalam kasus ini. Ketiganya kini masih dalam tahanan pra-sidang.

Otoritas Korsel telah melaporkan bahwa banyak warga Negeri Ginseng yang menjadi korban kejahatan semacam itu di Kamboja. Mereka terjerat karena tergiur tawaran pekerjaan bergaji tinggi.

Berdasarkan catatan Kementerian Luar Negeri Korsel, sekitar 330 warga Korsel dilaporkan hilang atau ditahan di Kamboja selama Januari-Agustus tahun ini. Namun, kini jumlahnya dilaporkan menjadi 80.

Menurut kelompok hak asasi Amnesty International, pelanggaran di pusat-pusat online scam Kamboja terjadi dalam "skala massal".

Setidaknya ada 53 kompleks online scam di Kamboja tempat kelompok kriminal melakukan perdagangan manusia, kerja paksa, penyiksaan, hingga perbudakan.

Pemerintah Korsel berencana "melakukan segala upaya diplomatik untuk bekerja sama dengan Kamboja."

Pada Rabu malam, Korsel akan mengirim tim khusus ke Kamboja untuk membahas kasus pekerjaan palsu dan pusat penipuan yang melibatkan warganya.

Kantor kepresidenan Korsel menyatakan tim itu dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Kedua Kim Ji Na dan mencakup pejabat dari kepolisian dan badan intelijen nasional.

Warga yang dipulangkan nantinya harus menghadapi hukum karena sebagian besar dianggap telah melakukan tindakan kriminal lantaran ikut serta dalam skema penipuan daring.

(blq/dna)

Read Entire Article
Korea International