Gaya Koboi Purbaya di Tengah Politik Indonesia

2 hours ago 3

Yugo Hindarto

Yugo Hindarto

icon-email

Lulusan Ilmu Sejarah Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Pemburu tawa. Pernah berkarier di media cetak dan online nasional.

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi

CNNIndonesia.com

Jakarta, CNN Indonesia --

Hampir dua bulan menjabat, Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memantik keriuhan di ruang publik. Ada yang pro, ada yang kontra.

Sorot lampu di panggung media acap kali mengarah ke Menkeu yang baru dilantik pada 8 September 2025.

Bukan hanya karena gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. Sejumlah terobosan dan keputusannya pun kerap memicu perdebatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari menggelontorkan Rp200 Triliun ke bank Himbara, menghapuskan utang di bawah Rp1 juta milik masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tidak menaikkan cukai rokok, hingga terakhir menertibkan perdagangan pakaian bekas alias thrifting ilegal.

Ia juga beberapa kali bersinggungan secara langsung dengan pejabat lain. Yang teranyar ketika ia saling balas kata dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, soal data dana pemda yang mengendap di bank.

Belum genap dua bulan menjabat, Purbaya dinilai telah mengambil panggung nasional. Lembaga survei IndexPolitica merilis survei. Nama Purbaya masuk dalam bursa calon wapres di 2029.

Pada 28 Oktober 2025, elektabilitas Purbaya sebagai calon wakil presiden melampaui tokoh-tokoh lain seperti Wakil Presiden saat ini Gibran Rakabuming Raka, Dedi Mulyadi dan juga Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono.

Survei tersebut bisa menjadi tanda peringatan bahaya untuk Purbaya. Bahasa nyatanya, Partai Politik mulai menggoda Purbaya.

Politikus politikus yang bernafsu meraih kekuasaan di 2029 akan menganggap Purbaya adalah ancaman serius di masa depan. Sebisa mungkin Purbaya harus dikerdilkan. Mereka tidak akan tinggal diam. Purbaya kemungkinan bakal digergaji sedini mungkin agar tidak tumbuh membesar.

Namun, orang dekat Purbaya pernah bercerita ke penulis: Purbaya tidak akan terjun ke dunia politik atau masuk menjadi anggota partai politik.

"Purbaya tak tertarik dengan politik. Lagipula orang tuanya melarang Purbaya masuk ke politik" ujar orang dekat Purbaya itu.

"Kalian boleh jadi apa saja, tapi jangan pernah masuk politik karena anak-anak bapak itu naif," demikian pesan Ayahanda Purbaya seperti ditirukan orang dekat Purbaya itu.

Sumber yang sama mengatakan, parpol atau tokoh politik juga tidak perlu khawatir tersaingi karena Purbaya hanya tertarik dan ingin menerapkan ilmu ekonominya untuk Indonesia.

Purbaya pun telah menegaskan ketidaktertarikannya terjun atau bergabung dengan partai politik.

Berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 29 Oktober 2025 lalu, ia mengatakan:

"Saya nggak tertarik politik. Saya nggak tertarik politik," tegasnya.

Namun, pernyataan Purbaya dan orang dekatnya itu belum tentu menjamin ia akan menjauh dari dunia politik.

Lagi pula, masih banyak yang bisa terjadi sejak akhir tahun ini hingga pendaftaran nanti.

Sungguh layak dan sepantasnya, Purbaya tetap fokus bekerja memperbaiki kondisi keuangan negara. Pertumbuhan ekonomi RI yang tembus 5,04 persen di kuartal III 2025, berdasarkan data BPS terbaru, memang jadi angin segar, tapi masih jauh dari target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang harus tercapai.

Purbaya harus membuktikan popularitasnya sebanding dengan kecemerlangan kinerja.

Purbaya harus menjauhkan keinginan untuk terjun ke dunia politik. Sorot lampu dan ingar bingar panggung politik justru jangan sampai mengganggu konsentrasi membenahi setumpuk persoalan negara di sektor ekonomi.

Partai partai politik juga justru sebaiknya mengambil pelajaran penting dari kehadiran sosok Purbaya dan jangan menganggapnya sebagai sebuah ancaman.

Kehadiran Purbaya mengajarkan bahwa: Kalau partai politik benar-benar bekerja untuk rakyat, dan jujur, Rakyat pasti akan mendukung.

(vws)

Read Entire Article
Korea International