Etanol, Instrumen Pertamina Patra Niaga Capai Kemandirian Energi

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Pertamina Patra Niaga menyatakan siap menyongsong kemandirian energi nasional, antara lain melalui penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) seperti pada Pertamax Green 95 yang memiliki angka oktan RON 95.

BBM dengan campuran 5 persen etanol ini diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra menilai bahwa etanol membawa sejumlah efek berlipat ganda.

Hal itu disampaikan dalam acara Economic CNN Indonesia TV yang tayang pada Jumat (24/10). Efek berlipat ganda itu termasuk agribisnis, pembukaan lapangan kerja, hingga pengurangan ketergantungan impor. Namun, Ega mengingatkan bahwa ada hal-hal yang masih harus diperhatikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengaturan bahan baku (feedstock) harus diantisipasi agar tidak terjadi tarik-menarik antara kebutuhan industri, energi, dan pangan," kata Ega, Jumat (24/10).

Dalam upaya meuwjudkan kemandirian energi nasional, Pertamina Patra Niaga menjalin koordinasi dengan sejumlah kementerian, salah satunya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Ega menjelaskan, demand atau tingginya permintaan menjadi dasar perencanaan. Tujuannya, agar kebijakan produksi bahan baku berjalan seimbang antara pangan dan energi.

"Contohnya, jika kita menuju B10 (campuran BBM yang terdiri dari 10 persen biodiesel dan 90 persen solar) atau B20, pasokan etanol harus stabil agar tidak mengganggu suplai bahan bakar murni," katanya.

Hingga saat ini, sebanyak 170 SPBU telah menjual produk Pertamax Green 95, dari awalnya 150 SPBU dalam waktu kurang dari 1 tahun sejak diluncurkan pada 2023. Menerima respons positif dari masyarakat, Pertamina Patra Niaga pun bergerak cepat menyiapkan infrastruktur yang memadai, juga rantai pasok yang kuat.

Menurut Ega, pada 2026, direncanakan akan lebih banyak SPBU menghadirkan Pertamax Green 95. Ia menegaskan, Pertamina Patra Niaga berfokus terhadap ketersediaan, serta pemerataan akses di seluruh Indonesia melalui arahan pemerintah terkait penerapan E10 (bensin murni dengan campuran 10 persen etanol).

Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga juga cermat menghitung material balance terkait ketepatan penyesuaian bahan bakar, sambil terus mengedukasi masyarakat terkait penggunaan etanol pada BBM. Edukasi ini dinilai penting agar pengguna memahami manfaat energi bersih.

"Murah bukan berarti jelek, bahan bakar bersubsidi memang murah karena ada dukungan pemerintah. Untuk produk non-subsidi, kami pastikan kualitas dan spesifikasinya sesuai," katanya.

"Pertamina berkomitmen menjaga ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan bahan bakar dari Sabang sampai Merauke," pungkas Ega.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International