Diplomasi Politik di Balik Pertemuan Surya Paloh dan Sjafrie Sjamsoeddin

4 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menggelar pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Rabu (15/10).

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Sjafrie mengklaim mendapat masukan dari Surya Paloh dalam tugasnya sebagai penentu kebijakan nasional di bidang stabilitas keamanan.

"Pak Surya Paloh memberi masukan informal tetapi penuh dengan komitmen nasionalisme dan patriotisme yang beliau sampaikan kepada saya," kata Sjafrie kepada awak media.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sjafrie mengatakan NasDem menjadi partai pertama di luar Koalisi Indonesia Maju yang menemui dirinya. Dalam beberapa hari ke depan, terang dia, ada jadwal pertemuan dengan PKS.

"Saya kemarin sore juga mendengar laporan bahwa PKS juga akan berkunjung dan ini adalah kantornya rakyat, kantornya rakyat yang berdaulat, tetapi di bidang stabilitas," imbuhnya.

Sementara itu, Surya Paloh mengklaim tidak ada pembahasan NasDem bergabung dengan kabinet Prabowo dalam pertemuan dimaksud. Dia hanya menyampaikan harapan agar pemerintahan Prabowo berhasil ke depan.

"Akhirnya, tidak semuanya pembicaraan kita itu mengarah kepada apakah memang sekarang yang NasDem di luar kabinet nanti ada pembicaraan ke arah kabinet, enggak ada," ungkap Paloh.

Pengaruh Sjafrie di Prabowo semakin kuat

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan dari posisi ketokohan di lingkar Presiden, Sjafrie dapat dikatakan sebagai tangan kiri Presiden, sementara tangan kanan adalah Sufmi Dasco Ahmad.

"Sebagai tokoh yang tepat berada di samping Presiden, pengaruh Sjafrie juga cukup kuat, sehingga memungkinkan Sjafrie dijadikan jalur komunikasi bagi elite politik menuju Presiden Prabowo," ujar Dedi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/10).

"Untuk itu, pertemuan Surya Paloh dengan Sjafrie sangat mungkin bernuansa diplomasi politik, utamanya posisi Nasdem saat ini, utamanya lagi pasca ditinggalkan tokoh elite Nasdem ke PSI," sambungnya.

Melihat peluang Prabowo mulai menjauhi Jokowi

Dedi memandang bagaimanapun Surya Paloh memahami eksistensi kekuasaan partai politik tetap harus dekat dengan kekuasaan, meskipun tidak secara vulgar harus menjadi bagian dari pemerintah. Kata dia, menjalin relasi dianggap sebagai hal yang utama.

Apalagi kata dia, Prabowo dinilai sudah semakin menjauhi pengaruh Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

"Sisi lain, Presiden Prabowo juga sudah mulai terlihat menjauh dari pengaruh Jokowi, dalih ini bisa dijadikan alasan bagi NasDem untuk mulai memikirkan masuk kembali ke kabinet bersama Prabowo, dan Sjafrie adalah tokoh 'non politis' yang memungkinkan punya akses kuat ke Presiden Prabowo," ungkap Dedi.

Dia menuturkan sejumlah keuntungan bisa diperoleh NasDem dari sikap politiknya saat ini.

"NasDem sedang menjalankan keseimbangan politik, satu sisi ia mempertahankan loyalis di tingkat pemilih dengan tidak bertentangan dengan Pemerintah, sisi lain NasDem juga tidak akan terimbas jika pemerintah lakukan kekeliruan," tutur Dedi.

"Dari sisi praktisnya, NasDem terkesan mengendalikan diplomasi, mereka bisa tentukan kapan masuk ke kabinet dan kapan tidak," lanjutnya lagi.

Bahas manuver PSI bajak NasDem

Sementara itu, Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro melihat dua hal besar di balik pertemuan kedua tokoh tersebut.

Pertama, secara normatif, Agung mengatakan Surya Paloh ingin membuka ruang komunikasi, koordinasi, dan kerja sama dengan Kementerian Pertahanan berkaitan dengan program bela negara.

Namun, Agung lebih condong ke kemungkinan kedua yakni Surya Paloh yang ingin membuka ruang komunikasi politik ke Prabowo melalui jalur Sjafrie. Hal itu dilakukan untuk merespons manuver PSI yang 'membajak' elite NasDem.

Mantan Wakil Ketua Umum NasDem yakni Ahmad Ali kini sudah berlabuh ke PSI dan ditunjuk menjadi ketua harian di bawah kepemimpinan putra Jokowi, Kaesang Pangarep.

Agung menduga manuver eks kader ke PSI yang disebut akan menempatkan Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina PSI cukup membuat tekanan politik ke partainya.

"Memang harus diakui pak Sjafrie ini punya dalam tanda petik pasukan ya karena dia Kementerian Pertahanan dan pak Surya sedikit banyak ingin memastikan political security itu mereka dapatkan," ungkap Agung.

"Apalagi memang dalam beberapa waktu terakhir NasDem, pak Surya, terhimpit dengan manuver PSI karena beberapa kadernya pindah bendera ke partai besutan Mas Kaesang, tentu ini memberikan semacam tekanan-tekanan politik yang perlu direspons dengan manuver ataupun pola kerja sama politik lainnya untuk memperkuat posisi tawar NasDem," pungkas Agung.

Sebelumnya, dua kader Partai NasDem yakni Ahmad Ali dan Bestari Barus masuk dalam kepengurusan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

(ryn/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Korea International