Bos JP Morgan Wanti-wanti Inflasi dan Resesi Imbas Tarif Trump

8 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 07 Apr 2025 20:40 WIB

Bos JP Morgan mewanti-wanti ekonomi dunia merosot usai imbas penetapan kebijakan tarif Donald Trump. Bos JP Morgan mewanti-wanti ekonomi dunia merosot usai imbas penetapan kebijakan tarif Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, CNN Indonesia --

CEO perusahaan jasa keuangan dan investasi JP Morgan Jamie Dimon mewanti-wanti ekonomi dunia merosot usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru untuk semua impor ke AS pada Rabu (2/4).

Dimon menyampaikan wanti-wanti dan penilaian tersebut dalam surat tahunan untuk para pemegang saham. Dia pun mengaku belum bisa mengukur apakah daftar tarif Trump menyebabkan resesi atau tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tarif baru-baru ini kemungkinan akan meningkatkan inflasi dan menyebabkan banyak pihak mempertimbangkan kemungkinan resesi yang lebih besar," ungkap Dimon, dikutip CNN, Senin (7/4).

"Namun, itu akan memperlambat pertumbuhan," ungkap dia.

Dimon juga memperingatkan posisi Amerika Serikat akan melemah di mata dunia karena kebijakan tarif Trump. Padahal AS, lanjut dia, punya posisi luar biasa karena dibangun dengan kekuatan ekonomi, militer, dan moral.

"Jika aliansi militer dan ekonomi dunia Barat terpecah belah, Amerika sendiri pasti akan melemah seiring berjalannya waktu," ungkap Dimon.

[Gambas:Video CNN]

Lebih lanjut, bos JP Morgan itu mengungkapkan keamanan dan ekonomi saling terkait. Perang ekonomi, kata dia, menyebabkan perang militer di masa lalu.

Dimon juga menyebut tantangan geopolitik saat ini akan membuat ekonomi AS dalam bahaya.

Dalam surat-surat sebelumnya, Dimon memperingatkan faktor-faktor geopolitik seperti perang di Ukraina dan Timur Tengah berdampak ke ekonomi. Menurut dia, perang itu bisa mengirim efek kejut ke seluruh ekonomi global.

Namun, Dimon menilai ekonomi AS saat ini tampak dalam kondisi yang solid.

"Meski kondisi ekonomi tak menentu, ekonomi AS setidaknya hingga saat ini, tetap tangguh, dengan konsumen yang masih berbelanja dan bisnis yang masih sehat," ungkap dia.

(isa/chri)

Read Entire Article
Korea International